J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Sepanjang tahun 2024, sektor industri manufaktur Indonesia mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp721,3 triliun, berkontribusi hingga 42,1 persen terhadap total investasi nasional yang mencapai Rp1.714,2 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp194,3 triliun merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN), sementara Rp527 triliun berasal dari penanaman modal asing (PMA). Capaian ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp596,3 triliun.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa meskipun situasi ekonomi dan politik global masih penuh ketidakpastian, Indonesia berhasil meraih pencapaian positif dalam sektor investasi, termasuk manufaktur. Hal ini mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Indonesia, yang dipandang sebagai tujuan utama untuk basis produksi dan hub ekspor.
Berdasarkan data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, total investasi Indonesia pada 2024 tumbuh sebesar 20,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui target Presiden sebesar Rp1.650 triliun (103,9 persen) dan target rencana strategis sebesar Rp1.239,3 triliun (138,3 persen). Investasi ini juga berhasil menyerap 2.456.130 tenaga kerja, meningkat 34,7 persen dari tahun lalu.
Agus Gumiwang memberikan apresiasi kepada para pelaku industri manufaktur yang telah merealisasikan investasinya, yang tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat. “Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan peluang kerja melalui investasi,” ujar Agus.
Selain itu, Menperin menyoroti upaya pemerintah dalam mendorong investasi dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan global seperti Apple untuk membangun pabrik di Indonesia. Ia menegaskan bahwa selain penciptaan lapangan kerja, investasi juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara.
Menperin juga mengingatkan para investor dari sektor industri manufaktur bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan yang menarik untuk investasi. Pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan kebijakan pro-industri dan kepastian hukum yang jelas, untuk memastikan kelancaran aktivitas produksi.
Sektor-sektor industri yang memberikan kontribusi besar terhadap PMA pada 2024 antara lain industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya yang mencapai USD13,6 miliar atau 22,6 persen, industri kertas dan percetakan USD4,8 miliar (8 persen), serta industri kimia dan farmasi USD4,1 miliar (6,9 persen).
Agus Gumiwang optimistis, dengan penerapan kebijakan pro-industri yang baik, Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Kebijakan seperti perpanjangan program HGBT, penguatan P3DN, evaluasi kebijakan impor, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri, diharapkan dapat mendorong investasi dan ekspor, meningkatkan daya saing sektor industri, dan mengoptimalkan penggunaan produk lokal di pasar domestik.
Di sisi lain, Menperin juga menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri sesuai dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Data terbaru menunjukkan, investasi di sektor hilirisasi pada triwulan IV 2024 mencapai Rp134,9 triliun, berkontribusi 29,8 persen dari total investasi nasional, dan mengalami kenaikan signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang tercatat Rp109,4 triliun.
Editor: Agung