Trump dan Xi Siap Bahas Kebijakan Tarif Ekspor Masing-Masing Negara

Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan bilateral di sela KTT G20 di Osaka, Jepang, pada 29 Juni 2019. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)

J5NEWSROOM.COM, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan segera melakukan pembicaraan melalui telepon terkait eskalasi perang tarif antara kedua negara. Tarif baru sebesar 10% yang diterapkan oleh Trump pada barang-barang China mulai berlaku pada 3 Februari 2025, yang kemudian dibalas oleh China dengan mengenakan tarif 15% untuk batu bara dan gas alam cair AS, serta tarif 10% untuk minyak mentah, mesin pertanian, dan beberapa jenis mobil.

Trump juga menangguhkan pemberlakuan tarif 25% pada sebagian besar ekspor Meksiko dan Kanada selama sebulan setelah kedua negara sepakat untuk bekerja sama menanggulangi penyelundupan fentanil, opioid yang telah menyebabkan banyak korban jiwa di AS. Trump menegaskan bahwa tarif diterapkan sebagai upaya untuk menekan China agar menghentikan pengiriman fentanil ke AS, yang menurutnya berasal dari bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanil.

China menegaskan telah mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi perdagangan narkoba. Trump mengingatkan bahwa jika China tidak berhenti mengirimkan fentanil, tarif akan dinaikkan lebih tinggi. Pembicaraan antara Trump dan Xi sedang dijadwalkan untuk segera dilakukan.

Perang dagang antara AS dan China sudah berlangsung sejak 2018, ketika Trump pertama kali menaikkan tarif terhadap barang-barang China, yang kemudian dibalas oleh Beijing. Analis memperkirakan bahwa China kali ini lebih siap dengan strategi yang mencakup tidak hanya tarif, tetapi juga pengaturan di berbagai sektor ekonomi. China juga khawatir tentang dampak tarif terhadap perekonomiannya yang bergantung pada perdagangan internasional.

China mengkritik kebijakan tarif AS sebagai pelanggaran terhadap aturan WTO dan merusak hubungan ekonomi antara kedua negara. Dampak tarif terhadap ekspor AS diperkirakan terbatas, mengingat AS tidak banyak mengekspor gas alam cair atau kendaraan ke China. Namun, tarif ini dapat merugikan perusahaan seperti General Motors dan Ford yang mengekspor kendaraan ke China.

Selain tarif, China juga memberlakukan pengendalian ekspor beberapa elemen mineral penting yang digunakan dalam produksi barang teknologi tinggi. Elemen-elemen ini, seperti tungsten dan bismuth, sangat penting bagi industri AS, dan pengendalian ekspor tersebut dapat mengganggu pasokan.

China juga mulai menyelidiki dua perusahaan AS, PVH Group dan Ilumina, yang diklaim mengganggu bisnis normal dengan perusahaan China. PVH Group, yang memiliki merek Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, diselidiki karena diduga memboikot kapas Xinjiang, sementara Ilumina, yang bersaing dengan perusahaan China di bidang bioteknologi, juga menjadi sasaran penyelidikan karena dugaan diskriminasi terhadap perusahaan China.

Editor: Agung