
J5NEWSROOM.COM, Tragedi meninggalnya dua warga akibat antrean gas elpiji 3 kilogram yang langka pada awal Februari menjadi sorotan, dengan pengamat politik Rocky Gerung menyatakan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, harus mempertanggungjawabkan kebijakan distribusi gas melon yang diterapkan. Rocky menilai kebijakan yang dibuat Bahlil tidak sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Rocky, meskipun Presiden Prabowo memberikan instruksi untuk menyelesaikan masalah tersebut, langkah yang diambil oleh Bahlil tidak mengantisipasi potensi kekacauan yang timbul akibat kebijakan tersebut. Hal ini mengarah pada perdebatan antara elite Partai Gerindra dan Partai Golkar terkait masalah distribusi gas elpiji 3 kilogram.
Rocky menyebutkan bahwa kebijakan Bahlil dinilai tidak utuh dan tidak didasarkan pada analisis mitigasi risiko, yang menyebabkan kekacauan dan akhirnya mengakibatkan dua korban jiwa. Oleh karena itu, Rocky menganggap bahwa Bahlil harus bertanggung jawab secara hukum atas kebijakan yang tidak hanya bertentangan dengan instruksi Presiden, tetapi juga menimbulkan korban.
Dengan tegas, Rocky mengatakan bahwa meskipun Presiden Prabowo mungkin tidak mengantisipasi adanya korban, kebijakan yang dibuat oleh Bahlil jelas mengarah pada kerugian bagi masyarakat.
Editor: Agung