Pembangunan ‘Mega Kedubes’ China di London Diprotes Karena Khawatirkan Isu HAM

Sejumlah polisi mengamankan seorang pedemo yang mencoba menghalangi jalan di lokasi bekas lokasi Royal Mint di London dalam unjuk rasa memprotes pembangunan gedung kedubes baru, Sabtu, 8 Februari 2025.

J5NEWSROOM.COM, Ratusan demonstran menggelar unjuk rasa pada Sabtu (8/2) di London, menentang pembangunan gedung kedutaan baru China yang dianggap kontroversial karena kaitannya dengan masalah hak asasi manusia dan keamanan. Gedung yang direncanakan akan menjadi “Kedutaan Besar China terbesar di Eropa” ini menimbulkan penolakan dari berbagai pihak, termasuk warga setempat, kelompok hak asasi manusia, dan pengkritik Partai Komunis China.

Seorang pekerja sosial berusia 40 tahun, Iona Boswell, yang ikut serta dalam demo tersebut, menyatakan bahwa gedung kedutaan besar itu tidak diperlukan dan berpotensi digunakan untuk “pelecehan terhadap para pembangkang.” Gedung baru tersebut akan dibangun di lokasi bersejarah yang sebelumnya merupakan kantor Royal Mint dan sebuah biara Cistercian yang dibangun pada 1348, yang saat ini terbengkalai. China membeli tempat tersebut seharga $327 juta pada 2018.

Anggota parlemen dari Partai Konservatif, Tom Tugendhat, yang juga berunjuk rasa, menyebut proyek ini sebagai ancaman bagi kebebasan warga Inggris, terutama dalam hal meningkatnya kegiatan spionase ekonomi dan pembungkaman penentang Partai Komunis China. Para pengunjuk rasa juga khawatir gedung tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi pengiriman kembali orang-orang yang ditangkap di Inggris ke China, terutama dari Hong Kong.

Protes ini terjadi di tengah upaya Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk meningkatkan hubungan dengan Beijing setelah hubungan kedua negara memburuk terkait dengan isu hak asasi manusia di Hong Kong. Sebuah penyelidikan publik terhadap proyek kedutaan ini akan dilakukan oleh inspektur perencanaan nasional, sementara keputusan akhir akan diambil oleh Menteri Masyarakat Angela Rayner. Para penentang khawatir bahwa pemerintah Partai Buruh akan lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi dan hubungan dengan China, yang dapat mengabaikan pertimbangan lainnya.

Editor: Agung