![](https://j5newsroom.com/wp-content/uploads/2025/02/LISTRIK-1024x599.jpg)
J5NEWSROOM.COM, Kawasan Laut Baltik saat ini dalam keadaan siaga tinggi setelah terputusnya kabel listrik, telekomunikasi, dan jaringan pipa gas yang menghubungkan negara-negara Baltik dengan Swedia atau Finlandia. Insiden tersebut diyakini disebabkan oleh kapal-kapal yang menyeret jangkar di sepanjang dasar laut, situasi yang semakin mengkhawatirkan sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Meskipun demikian, Rusia membantah keterlibatannya dalam semua insiden tersebut.
Pada Minggu, 9 Februari 2025, negara-negara Baltik meresmikan koneksi jaringan listrik mereka ke Eropa. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kebijakan energi juga merupakan bagian dari kebijakan keamanan.
Komisioner Eropa untuk Energi dan Perumahan, Dan Jorgensen, menegaskan bahwa Uni Eropa harus sepenuhnya mandiri dari ketergantungan energi dan sistem energi Rusia.
“Jadi tidak diragukan lagi, kebijakan energi juga merupakan kebijakan keamanan. Sayangnya, kita berada dalam situasi yang mengerikan di Eropa, di mana Rusia secara brutal telah menginvasi Ukraina. Ini jelas memengaruhi kita semua dan pertama dan terutama, ini menunjukkan kepada kita bahwa kita perlu mandiri,” kata Jorgensen.
Menurutnya, peresmian koneksi jaringan listrik ke Eropa menjadi hari yang sangat penting bagi keamanan kawasan, tidak hanya bagi tiga negara Baltik, tetapi juga untuk seluruh Uni Eropa. Pernyataannya itu disampaikan dalam konferensi pers di Vilnius, ibu kota Lituania, setelah proses sinkronisasi sistem listrik dikonfirmasi.
Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Eropa untuk Pertahanan dan Antariksa, Andrius Kubilius, menyoroti pentingnya perlindungan terhadap infrastruktur baru. Ia menekankan bahwa keamanan jaringan listrik ini membutuhkan pendanaan yang memadai serta diskusi lebih lanjut terkait pengeluaran pertahanan dan pencarian dana tambahan.
Kubilius menyebut bahwa salah satu sumber pendanaan potensial berasal dari Multiannual Financial Framework (MFF) atau Kerangka Keuangan Multitahunan Uni Eropa. Namun, ia juga mengingatkan bahwa MFF berikutnya baru akan dilaksanakan pada tahun 2028.
“Apakah kita akan mendapatkan dana tambahan? Itu adalah diskusi yang lebih luas, tentang pertahanan dan sebagainya, kita lihat saja nanti. Kami sedang mencari beberapa kemungkinan. Namun yang pasti, perlindungan infrastruktur penting adalah bagian dari kesiapan kita untuk seluruh pertahanan benua Eropa,” ujarnya.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, turut memuji langkah ini, yang telah direncanakan selama bertahun-tahun, sebagai awal dari era kebebasan baru bagi kawasan Baltik.
“Rangkaian kabel listrik yang menghubungkan Anda dengan tetangga yang bermusuhan ini, akan menjadi masa lalu,” kata von der Leyen.
Pada Sabtu, negara-negara Baltik secara resmi memutuskan koneksi dari jaringan listrik yang dibangun oleh Uni Soviet pada 1950-an dan yang kini dikelola oleh Rusia. Pemutusan tersebut dilakukan dengan menghentikan jalur transmisi tegangan tinggi lintas batas di Latvia timur, sekitar 100 meter dari perbatasan Rusia. Sebagai simbolisasi kebebasan, potongan-potongan kabel dari jaringan lama tersebut kemudian dibagikan kepada para tamu yang hadir dalam peresmian tersebut.
Editor: Agung