![](https://j5newsroom.com/wp-content/uploads/2025/02/DANONE-MUHAMMADIYAH-1024x510.jpg)
J5NEWSROOM.COM, Danone Indonesia memperkuat kemitraannya dengan Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam upaya menekan angka stunting nasional melalui program “Edukasi Akbar Program Sekolah Sehat Menuju Indonesia Emas 2045”. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 11 Februari 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Gizi Nasional, dan diresmikan oleh Wakil Ketua MPKU PP Muhammadiyah, dr. Mochamad Syafak Hanung, serta Public Affairs and Sustainability Director Danone Indonesia, Astri Wahyuni, dengan disaksikan oleh Pj Bupati Magelang, Sepyo Achanto.
Acara ini digelar secara hybrid dan berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai program edukasi dengan jumlah peserta terbanyak, yakni 18.579 siswa dari 161 sekolah Muhammadiyah di empat kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam sambutannya, Sepyo Achanto menekankan pentingnya penanganan stunting secara serius, karena dapat berdampak buruk pada pertumbuhan anak, kemampuan kognitif, serta tingkat pendidikan, yang berujung pada kesulitan bersaing di dunia kerja dan peningkatan angka kemiskinan. Ia juga menyoroti anemia sebagai salah satu faktor yang memperburuk permasalahan stunting, terutama di kalangan remaja putri. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya kolaborasi multisektor dalam meningkatkan literasi masyarakat tentang pola makan sehat dan konsumsi zat besi.
Astri Wahyuni menegaskan bahwa Danone Indonesia berkomitmen tidak hanya dalam penyediaan produk nutrisi dan air minum berkualitas, tetapi juga dalam edukasi kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Ia menyampaikan bahwa program Edukasi Akbar Sekolah Sehat 2025 merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Danone Indonesia dalam menangani permasalahan gizi, terutama stunting. Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa dan tenaga pendidik mengenai pentingnya pola makan sehat untuk mencegah anemia dan stunting sejak dini.
Sementara itu, Mochamad Syafak Hanung menegaskan pentingnya aksi kolektif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, organisasi keagamaan, dan institusi pendidikan dalam menangani stunting. Muhammadiyah, melalui program-program kesehatannya, terus berupaya mendorong terwujudnya sekolah sehat guna mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan sehat secara holistik. Ia menilai bahwa edukasi di lingkungan sekolah merupakan langkah strategis dalam menanggulangi stunting dengan melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam penerapan pola hidup sehat.
Pendekatan integratif dan komprehensif menjadi kunci dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Sebuah kajian dalam Journal of Teaching Physical Education in Elementary School menyatakan bahwa edukasi gizi kepada guru dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam menilai status gizi siswa, sehingga deteksi dini stunting dapat dilakukan dengan lebih baik. Oleh karena itu, inisiatif seperti yang dilakukan oleh Danone Indonesia dan MPKU Muhammadiyah diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam menekan angka stunting secara efektif.
Kemitraan Danone Indonesia dengan PP Muhammadiyah telah berlangsung lama dan mencakup berbagai program edukasi kesehatan dan lingkungan. Program “Sehat Bersama Isi Piringku”, misalnya, telah menjangkau 251 sekolah dasar di 22 kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, serta melibatkan lebih dari 31.548 siswa, guru, dan orang tua. Selain itu, Danone Indonesia juga bekerja sama dengan Lembaga Pemeriksa Halal-Kajian Halal dan Thoyyib (LPH-KHT) Muhammadiyah dalam sertifikasi halal untuk UMKM.
Astri Wahyuni berharap bahwa kolaborasi ini dapat menjadi ladang keberkahan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam upaya menekan angka stunting. Dengan semakin luasnya keterlibatan berbagai komunitas, diharapkan target pemerintah dalam mengatasi permasalahan gizi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat tercapai secara optimal.
Editor: Agung