
J5NEWSROOM.COM, Kasus peretasan media sosial baru-baru ini menimpa Presiden Direktur salah satu bank swasta besar di Indonesia. Akun WhatsApp pribadinya diretas pada Minggu, 16 Februari 2025, dan digunakan untuk mengirimkan pesan kepada sejumlah orang dengan permintaan transfer uang sebesar Rp20 juta. Pelaku yang tidak bertanggung jawab mengaku bahwa permintaan tersebut untuk keperluan pribadi, dengan nomor rekening tujuan tercatat atas nama Herawati di salah satu bank milik negara (Himbara).
Selain permintaan transfer, akun WhatsApp yang diretas juga menyebarkan undangan pernikahan dalam bentuk file APK. Modus ini merupakan teknik phishing yang dapat membuat korban kehilangan akses akun atau data pribadinya setelah mengunduh dan membuka file tersebut.
Menanggapi kejadian ini, pihak bank swasta yang berkantor pusat di Malaysia segera meminta awak media untuk mengabaikan pesan dari akun yang diretas. Namun, hingga pukul 19.00 WIB, akun WhatsApp tersebut masih aktif mengirimkan pesan berisi file APK.
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo, menyoroti pentingnya langkah pencegahan agar akun WhatsApp tetap aman dari serangan siber. Ia menekankan bahwa kasus semacam ini dapat terjadi kepada siapa saja, tetapi jika menimpa pejabat publik, dampak risikonya akan lebih besar, baik secara reputasi maupun finansial.
Sebagai langkah perlindungan, Arianto membagikan beberapa tips keamanan bagi individu yang memegang jabatan penting, seperti memisahkan akun pribadi dan bisnis, menghindari mengklik tautan yang tidak dikenal, mengunduh dan memperbarui aplikasi hanya dari toko resmi, serta menggunakan aplikasi keamanan atau antivirus terpercaya. Selain itu, ia juga merekomendasikan pemanfaatan eSIM agar kartu SIM tidak mudah dikloning dan penggunaan akses internet pribadi serta VPN jika harus mengakses jaringan publik.
Editor: Agung