Isyarat Irjen Muhammad Iqbal Bakal Tinggalkan Polda Riau

Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal berfoto bersama tokoh masyarakat Riau. (Foto: Istimewa)

J5NEWSROOM.COM, Pekanbaru – Irjen Muhammad Iqbal beri isyarat akan meninggalkan jabatannya sebagai Kapolda Riau, daerah dia menjalankan tugas dalam tiga tahun ini.

“Saya memang sudah di ujung-ujung masa tugas di Riau tetapi saya belum kapan dan akan ke mana. Tolong doakan yang terbaik,” katanya.

Hal ini diungkapkan Iqbal pada pertemuan silaturahmi antara pemuka tokoh masyarakat Riau dengan Kapolda Riau dan jajarannya di ruang Tribatra Polda Riau, Gobah Pekanbaru, Rabu (19/1).

Banyak hadir tokoh Riau pada acara ini, antaranya ada tiga gubernur Riau pada masanya HM Saleh Djasit, SH, H Raja Mambang Mit, HM Wan Thamrin Hasyim, mantan Ketua DPRD Riau drh Chaidir MM yang juga ketua Forum Komunitas Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), tokoh wanita Riau mantan anggota DPR RI dan anggota Ombudsman Ri Hj Azlaini Agus, sejumlah mantan Sekretaris Daerah Riau, serta tokoh dari akademisi, budayawan dan lainnya.

“Tidak terasa sudah mencapai tiga tahun satu bulan saya menjadi Kapolda Riau. Rasanya belum lama saya bersilaturahmi atas kedatangan saya ke FKPMR di Jalan Kembangsari, tiga tahun lalu,” ujar Iqbal.

Selama tiga tahun menjalankan tugas, Riau yang senantiasa dalam kondisi yang aman dan kondusif, menurut Iqbal, bukan sepenuhnya dilakukan kepolisian Riau dan TNI tetapi juga merupakan kolaborasi dengan seluruh komponen masyarakat Riau, dari darat sampai perbatasan laut, dari ujung Rokan Hilir sampai ujung Indragiri Hilir.

Untuk itu pula, kata Muhammad Iqbal, dia perlu menyatakan terima yang sedalam-dalamnya kepada pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat Riau yang telah berkontribusi besar dalam ikut menjaga Kamtibmas dengan begitu kondusifnya daerah ini.

drh Chaidir MM, yang mewakili pemuka dan tokoh masyarakat Riau juga menyatakan terima kasih dan syukur dengan Muhammad Iqbal pernah menjadi tugas di Riau sebagai Kapolda, sebab Iqbal bukan orang baru di daerah ini, jauh sebelumnya juga pernah bertugas di Polda Riau sebagai Kasatlantas.

Chaidir mengemukakan, Riau itu hiterogen, majemuk, tidak pernah konflik, dan Melayu sopan santun, sebagai orang asli Riau dan Kepulauan Riau ini sangat terbuka, mudah menerima tamu siapa pun yang datang, baik sebagai pekerja, pedagang atau pun yang menjalankan tugasnya di daerah ini.

Chaidir mengatakan, orang itu Melayu tidak memandang pada suku, pada uang, pada bentuk dan rupa, tetapi Melayu itu memandang pada budi pekerti, prilaku dan perangai.

“Siapa pun boleh di daerah ini asalkan mengedepanksn akal budi sebagai yang sudah jelas-jelas ditegaskan dalam Tunjuk Ajar Melayu Raja alim raja disembah raja zalim raja disanggah,” ungkap Chaidir.

Editor: Agung