Saham Tesla Merosot akibat Penjualan Mengecewakan di Eropa

Mobil Tesla yang diproduksi di pabrik Gigafactory Gruenheide di Jerman (foto: ilustrasi).

J5NEWSROOM.COM, Saham Tesla mengalami penurunan tajam hingga sembilan persen pada Selasa, 25 Februari 2025, setelah investor merespons angka penjualan yang mengecewakan di Eropa serta keterlibatan CEO Elon Musk dalam politik. Perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat itu hanya mampu menjual kurang dari 10.000 unit di Eropa pada bulan lalu, mengalami penurunan sekitar 45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di awal perdagangan, saham Tesla sempat anjlok hingga sembilan persen sebelum berkurang menjadi penurunan 8,1 persen sekitar pukul 12.15 waktu setempat di Washington. Dampak dari penurunan ini membuat kapitalisasi pasar Tesla kembali turun di bawah 1 triliun dolar AS, pertama kalinya sejak November 2024.

Elon Musk saat ini memiliki peran sebagai penasihat dalam pemerintahan Presiden Donald Trump dengan tugas mengurangi pengeluaran pemerintah. Selain itu, ia juga secara terbuka mendukung politisi sayap kanan di Eropa, termasuk dalam pemilihan umum Jerman baru-baru ini, yang mendapat kritik dari sejumlah politisi di kawasan tersebut.

Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, menyebut bahwa Tesla sedang menghadapi tantangan di pasar Eropa, diperburuk dengan citra Musk yang kontroversial. Ia memperkirakan sekitar 10 hingga 15 persen dari hambatan yang dihadapi Tesla berasal dari sentimen negatif terhadap Musk.

Sebelumnya, saham Tesla mengalami lonjakan setelah pemilihan presiden AS 2024, seiring dengan keyakinan bahwa kedekatan Musk dengan Trump dapat menguntungkan bisnisnya. Namun, kinerja penjualan yang buruk di Eropa telah menurunkan optimisme tersebut dan menimbulkan kekhawatiran bahwa strategi yang berhasil di Amerika Serikat mungkin tidak berdampak serupa di wilayah lain.

Selain tantangan di Eropa, Tesla juga bersaing ketat dengan produsen kendaraan listrik seperti BYD di China, yang merupakan salah satu pasar utama. Tesla baru saja mengumumkan rencana untuk menghadirkan fitur self-driving canggih di China, tidak lama setelah BYD menyatakan akan memperkenalkan teknologi swakemudi di hampir seluruh produknya.

Editor: Agung