
J5NEWSROOM.COM, Polusi udara di Hanoi terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir, menjadikannya salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Meski pemerintah Vietnam telah menyusun berbagai rencana ambisius untuk mengatasi masalah ini, implementasi di lapangan masih jauh dari harapan.
Asap beracun yang berasal dari pembakaran limbah pertanian, seperti kantong plastik dan daun kering, masih marak terjadi meskipun aturan yang melarang praktik tersebut sudah diberlakukan sejak 2022. Banyak petani, seperti Le Thi Huyen, bahkan tidak mengetahui adanya larangan tersebut.
Selain pembakaran limbah, polusi di ibu kota Vietnam ini juga diperparah oleh aktivitas pembangkit listrik tenaga batu bara, meningkatnya jumlah pabrik, penggunaan sepeda motor berbahan bakar bensin, serta proyek konstruksi yang terus berlangsung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa polusi udara di Vietnam menyebabkan setidaknya 70.000 kematian per tahun.
Meskipun Hanoi sering menempati peringkat teratas dalam daftar kota besar paling tercemar di dunia menurut IQAir, tidak ada langkah konkret yang diambil untuk menekan dampaknya terhadap masyarakat. Sekolah tetap dibuka, dan tidak ada kebijakan kerja dari rumah seperti yang diterapkan di kota-kota lain dengan tingkat polusi serupa, seperti Delhi dan Bangkok.
Para analis menyoroti bahwa kepentingan ekonomi besar menjadi salah satu faktor yang menghambat pemerintah dalam mengambil tindakan tegas. Bahkan, beberapa aktivis lingkungan dan jurnalis independen yang menyerukan solusi cepat telah dipenjara.
Bank Dunia memperkirakan bahwa polusi udara menyebabkan kerugian ekonomi bagi Vietnam lebih dari $13 miliar per tahun, setara dengan hampir tiga persen dari PDB negara tersebut. Media pemerintah, yang selama ini cenderung bungkam, kini mulai menyuarakan keprihatinan, menandakan bahwa masalah ini semakin diakui oleh pihak berwenang.
Meski Hanoi telah mengusulkan konsep zona rendah emisi dan merancang rencana aksi untuk meningkatkan kualitas udara, belum ada kepastian apakah kebijakan ini akan benar-benar diterapkan secara efektif. Analis menilai bahwa tantangan utama yang dihadapi Vietnam adalah fokus yang lebih besar pada pencapaian target dibandingkan dengan pemahaman terhadap esensi masalah polusi itu sendiri.
Editor: Agung