
J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Sejumlah wilayah di Jakarta kembali terendam banjir akibat curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung, dengan ketinggian air mencapai 3 meter. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, menyoroti bahwa Kali Ciliwung memiliki peran utama dalam sistem drainase Jakarta, tetapi kapasitasnya semakin terbatas akibat sedimentasi, penyempitan aliran, serta lambannya normalisasi sungai.
Tingginya intensitas hujan menyebabkan peningkatan aliran air dari wilayah hulu, seperti Bogor dan Depok, yang masuk melalui Kali Ciliwung. Sementara itu, aliran air menuju laut terhambat akibat kapasitas sungai yang tidak mencukupi, sehingga air meluap ke permukiman warga dan menyebabkan genangan di berbagai titik.
Yuke menegaskan bahwa Pemprov DKI harus mempercepat normalisasi Kali Ciliwung, yang hingga kini masih menyisakan 17,7 km yang belum selesai. Namun, proses ini mengalami kendala akibat pembebasan lahan yang masih belum mencapai kesepakatan dengan warga terdampak.
Komisi D DPRD DKI Jakarta berkomitmen untuk terus mengawal upaya percepatan normalisasi Kali Ciliwung serta memastikan Pemprov DKI mengambil langkah strategis agar masalah banjir ini tidak terus berulang setiap musim hujan.
Selain itu, Yuke juga meminta Pemprov DKI untuk memperbanyak kolam retensi, sumur resapan, serta embung di sekitar daerah aliran sungai guna meningkatkan infrastruktur pengendali banjir. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan operasional pompa air, terutama di daerah yang menjadi titik kritis luapan Kali Ciliwung, seperti Kampung Melayu, Bukit Duri, dan Manggarai.
Yuke menegaskan bahwa permasalahan luapan Kali Ciliwung bukan hanya tanggung jawab Pemprov DKI semata. Peran pemerintah pusat serta daerah penyangga, seperti Bogor dan Depok, juga sangat penting dalam menangani persoalan ini.
Menurutnya, pengelolaan air di hulu harus diperbaiki dengan membangun lebih banyak waduk serta menata ulang kawasan resapan air agar aliran ke Jakarta dapat lebih terkendali.
Editor: Agung