Jumlah Lapangan Kerja AS Bertambah 151.000, Pengangguran Naik ke 4,1%

Tanda lowongan kerja di sebuah toko ritel di Mount Prospect, Illinois, 2 November 2024. Departemen Tenaga Kerja AS pada 7 Maret 2025 melaporkan bahwa pengusaha menambah 151.000 pekerjaan selama bulan Februari.

J5NEWSROOM.COM, Washington DC – Pengusaha Amerika Serikat menambah 151.000 pekerjaan pada bulan lalu, namun prospek lapangan kerja masih menghadapi tantangan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam perang dagang, memangkas tenaga kerja federal, dan berjanji mendeportasi jutaan imigran.

Laporan Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada Jumat menunjukkan bahwa perekrutan meningkat dibandingkan dengan revisi angka bulan Januari yang mencatat 125.000 pekerjaan baru. Namun, angka tersebut masih di bawah perkiraan para ekonom yang memproyeksikan 160.000 pekerjaan baru.

Tingkat pengangguran sedikit meningkat menjadi 4,1 persen, dengan jumlah orang Amerika yang menganggur bertambah 203.000 orang. Sektor perawatan kesehatan, keuangan, transportasi, dan pergudangan mencatat peningkatan lapangan kerja. Namun, pemerintah federal memangkas 10.000 pekerjaan, jumlah terbesar sejak Juni 2022. Restoran dan bar juga mengalami penurunan tenaga kerja, dengan hampir 28.000 pekerjaan hilang pada bulan lalu, setelah kehilangan hampir 30.000 pekerjaan pada Januari.

Ekonom senior di Wells Fargo, Sarah House, menilai pasar tenaga kerja masih bertahan meskipun tidak sekuat satu atau dua tahun lalu. DPR Amerika juga memperkirakan bahwa perekrutan akan melambat dan pengangguran meningkat akibat pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh Trump serta penerapan tarif terhadap mitra dagang AS.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemulihan ekonomi AS dari resesi akibat pandemi tahun 2020 telah mendorong inflasi ke level tertinggi pada Juni 2022, dengan kenaikan harga mencapai 9,1 persen secara tahunan. Sebagai respons, Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali sepanjang 2022 dan 2023, menciptakan tingkat suku bunga tertinggi dalam lebih dari dua dekade.

Meskipun demikian, ekonomi tetap kokoh berkat belanja konsumen yang kuat, peningkatan produktivitas bisnis, serta masuknya imigran yang membantu mengisi kekurangan tenaga kerja. Perekrutan tenaga kerja yang sebelumnya sangat pesat mulai melambat, dengan rata-rata 168.000 pekerjaan baru per bulan pada tahun lalu, turun dari 216.000 pada 2023 dan 380.000 pada 2022.

Inflasi kini menurun menjadi 2,4 persen pada September 2024, yang memungkinkan Federal Reserve memangkas suku bunga sebanyak tiga kali dalam tahun tersebut. Namun, penurunan inflasi mengalami hambatan sejak musim panas, membuat The Fed menunda pemangkasan lebih lanjut.

Rata-rata pendapatan per jam pekerja AS naik 0,3 persen bulan lalu, turun dari kenaikan 0,4 persen pada Januari. Para pejabat The Fed melihat data ini sebagai dukungan bagi pendekatan mereka yang menunggu dan mengamati kondisi ekonomi sebelum mengambil kebijakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Gubernur The Fed, Chris Waller, pada hari Kamis menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga tidak mungkin terjadi dalam pertemuan bank sentral bulan Maret. Ia menegaskan bahwa The Fed ingin melihat lebih banyak data sebelum mengambil langkah berikutnya, terutama mengingat inflasi masih sedikit di atas target dua persen.

Editor: Agung