
J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Menjelang Lebaran tahun ini, suasana di Pasar Tanah Abang tidak seramai biasanya. Jika sebelumnya lorong-lorong pasar ini penuh sesak dengan pembeli yang berburu kebutuhan hari raya, kini suasana yang tampak justru berbeda.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai sepinya aktivitas di pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara ini sebagai gambaran nyata kondisi ekonomi yang tengah lesu. Ia melihat fenomena ini sebagai tanda melemahnya daya beli masyarakat, terutama para ibu rumah tangga yang menjadi motor utama belanja kebutuhan rumah tangga.
“Pasar Tanah Abang adalah ukuran yang sudah melegenda. Jadi kalau ada berita Pasar Tanah Abang sepi, itu penanda bahwa dompet emak-emak tipis,” kata Rocky melalui kanal YouTube miliknya.
Ia menambahkan bahwa dalam tradisi masyarakat, mudik Lebaran bukan sekadar pulang kampung, tetapi juga menjadi momentum untuk berbagi hasil kerja keras di kota melalui oleh-oleh. Namun, dengan kondisi saat ini, banyak orang mungkin merasa malu untuk pulang tanpa membawa buah tangan.
Rocky juga menyoroti dampak sosial dari kondisi ini. Setelah Idulfitri, keakraban yang biasanya terjalin melalui tradisi berbagi oleh-oleh bisa saja terganggu. Ia menyebutkan bahwa ada kegelisahan di masyarakat karena kebijakan ekonomi yang dirasa kurang berpihak kepada rakyat.
Sepinya Pasar Tanah Abang menjadi salah satu indikasi bahwa perekonomian rakyat kecil sedang mengalami tekanan. Jika kondisi ini terus berlanjut, Lebaran yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan bisa berubah menjadi refleksi atas kegelisahan sosial yang semakin dalam.
Editor: Agung