Hujan Dua Hari, Sejumlah Titik Kota Batam Banjir!

Sejumlah kendaraan mogok akibat menerobos banjir di ruas jalan kawasan Botania 1, Batam Center, Kamis (20/3/2025). (Foto: Aldy/BTD)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Hujan deras yang mengguyur Kota Batam selama dua hari berturut-turut, Rabu-Kamis (19-202/3/2025) mengakibatkan banjir di hampir seluruh wilayah kota.

Tidak hanya merendam kawasan permukiman padat penduduk, tetapi juga menggenangi hampir semua ruas jalan utama, menghambat aktivitas warga.

Ketinggian air yang mencapai lutut orang dewasa membuat pengendara harus ekstra waspada saat melintas. Banyak kendaraan roda dua mengalami mogok akibat mesin terendam air, sehingga pengendara terpaksa mendorong motor mereka ke tempat yang lebih tinggi.

“Akhirnya mati juga, tadinya saya kira bisa lewat, tapi ternyata busi motor saya kemasukan air,” ujar Faisal, salah satu pengendara motor yang terjebak banjir di depan BNI Botania 1, Kamis (20/3/2025).

Dari pantauan di lapangan, puluhan sepeda motor terlihat berjajar di pinggir ruko sepanjang jalan yang padat penduduk. Beberapa pengendara tampak beristirahat setelah kelelahan mendorong motor, sementara lainnya berusaha memperbaiki kendaraan mereka.

Tidak hanya sepeda motor, sejumlah mobil juga mengalami kesulitan. Beberapa pengendara memilih memarkir kendaraan mereka di tempat lebih tinggi, sementara sebagian lainnya nekat menerobos genangan air. Namun, derasnya arus air di jalanan semakin membahayakan para pengendara.

“Tadi saya coba menerobos genangan, tapi hanya beberapa meter saja, suara mesin mobil mulai aneh, jadi saya langsung menepi,” kata Budi, pengemudi Toyota Avanza.

Banjir yang terjadi berulang kali di Batam menimbulkan keresahan di kalangan warga. Banyak yang mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan drainase kota.

“Sebagai masyarakat biasa, kami hanya bisa pasrah dengan kondisi ini. Sebelum terpilih, pemerintah selalu menjanjikan solusi untuk masalah banjir, tapi kenyataannya masih seperti ini. Semoga ke depannya ada perbaikan,” ungkap Budi.

Banjir yang melumpuhkan aktivitas warga juga berdampak pada produktivitas kerja. “Dengan kondisi seperti ini, saya terpaksa izin tidak masuk kerja,” kata Tarmizi, rekan sekantor Budi.

Situasi ini kembali menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur drainase serta pengawasan lebih ketat terhadap perizinan pengembang agar permasalahan banjir di Batam tidak terus berulang.

Peringatan BMKG Batam

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat melanda wilayah Kepulauan Riau pada 18-21 Maret 2025.

Forecaster BMKG Hang Nadim Batam, Rizky F W, menjelaskan dinamika atmosfer menunjukkan peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berpotensi disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.

“Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), fenomena gelombang atmosfer, serta pola belokan angin atau shearline yang dapat meningkatkan curah hujan,” ujar Rizky, melalui keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).

Selain itu, BMKG juga mencatat keberadaan Bibit Siklon Tropis 915 di selatan Sumatera yang menyebabkan terbentuknya pola konvergensi udara, memperlambat massa udara dan meningkatkan pembentukan awan hujan. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah Gelombang Rossby dan pola siklonik di sekitar Pulau Kalimantan.

BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di hampir seluruh wilayah Kepulauan Riau, termasuk Batam, Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas. Dengan kondisi ini, BMKG mengingatkan akan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

“Kami mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor untuk lebih waspada. Hujan deras yang berlangsung lama dapat memicu genangan air dan pergerakan tanah,” jelas Rizky.

Peringatan juga disampaikan kepada pengguna transportasi laut dan nelayan. BMKG memprediksi gelombang tinggi akan terjadi di perairan Batam, Bintan, Lingga, Selat Berhala, Kepulauan Tambelan, Natuna, Subi Serasan, dan Anambas.

“Gelombang bisa mencapai ketinggian yang berbahaya, terutama bagi kapal kecil. Aktivitas pelayaran sebaiknya dikurangi jika tidak mendesak,” tambahnya.

Untuk mengantisipasi dampak buruk cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama saat hujan deras berlangsung. Warga juga disarankan menghindari berteduh di bawah pohon saat terjadi angin kencang atau petir.

BMKG menyediakan layanan informasi cuaca 24 jam melalui nomor 0813 1470 7352, aplikasi InfoBMKG, dan situs web cuaca.bmkg.go.id. “Pantau terus perkembangan cuaca dan jangan abaikan peringatan dini. Cuaca ekstrem bisa datang tiba-tiba, dan kesiapsiagaan adalah kunci untuk menghindari dampak buruknya,” tutup Rizky.

Editor: Agung