
Oleh Naila Ahmad Farah Adiba
TAK terasa kini kita telah berada di penghujung bulan Ramadan dan menyambut kehadiran hari raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri setiap tahunnya selalu meriah dan istimewa. Bahkan setiap daerah ataupun negara memiliki kekhasan nya masing-masing.
Salah satunya di Indonesia adalah budaya silaturahmi kepada sanak saudara dan tetangga. Selain memanjangkan umur, silaturahmi juga dipercaya mampu memberikan ketenangan dan kebahagiaan yang tiada tara.
Tak hanya silaturahmi, di beberapa daerah pada malam harinya ada pawai takbiran menggunakan obor dan bedug. Kegiatan itu ramai diikuti mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Idul Fitri yang sudah identik dengan kebahagiaan ini seringkali tidak berjalan sebagaimana mestinya. Mulai yang enggan melakukan silaturahmi atau bahkan merusak suasana lebaran dengan berbagai ucapan maupun candaan yang tanpa sadar menyakiti orang lain.
Sebagai seorang muslim, Idul Fitri bukan sekadar simbol maupun perayaan semata. Nilai Idul Fitri ternyata lebih daripada itu. Namun sayangnya seringkali kita mengabaikannya.
Setelah melewati bulan Ramadan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan, di bulan Syawal inilah kita mengencangkan ikat pinggang kembali untuk senantiasa menghidupkan suasana Ramadan meski bulannya sudah terlewati.
Karena ternyata, esensi dari bulan Ramadan itu bukan hanya sekadar berapa kali khatam atau bahkan seberapa banyak melakukan ibadah-ibadah sunnah tersebut. Melainkan bagaimana cara kita agar senantiasa konsisten melakukan amalan yang biasa kita lakukan di bulan suci Ramadan.
Sebagai seorang pemuda muslim yang menyadari bahwa setiap hembusan nafas yang masih Allah berikan ini harusnya diisi dengan amal kebaikan, rugi jika lebaran kita jadikan ajang balas dendam setelah sebulan berpuasa.
Gunakan sisa umur yang kita miliki untuk senantiasa melakukan amal kebaikan. Melakukan amar makruf nahi mungkar kepada sesama dengan berbagai cara.
Jadikan setiap skill yang dimiliki untuk perjuangan menyebarkan kebenaran. Agar umat sadar bahwa sebagai umat yang mencintai Rasulullah Saw, maka kita harus mematuhi segala apa yang Rasulullah Saw contohkan. Salah satunya adalah mendirikan sebuah Daulah yang berasaskan Ideologi Islam.
Maka, mulai tahun ini jadikan Idul Fitri bukan hanya sebagai perayaan tanpa arti. Melainkan menjadi suatu momentum untuk kembali menuju ridha Ilahi. Agar kelak ketika kita telah pergi dari muka bumi, Allah izinkan kita berkumpul kembali bersama para syuhada dan para nabi.
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis adalah Siswi MAN 1 Kota Batam