
J5NEWSROOM.COM, Ketidakharmonisan antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dinilai harus segera diakhiri karena berpotensi merusak tatanan sosial serta perekonomian negara.
Pengamat Politik sekaligus Dosen Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Saiful Anam, menilai bahwa perseteruan di antara para mantan presiden tidak seharusnya berlarut-larut.
“Mega dan Jokowi harus secepatnya berjabat tangan demi bangsa yang sedang porak-poranda dari sisi ekonomi dan sosial,” ujar Anam saat berbincang dengan RMOL pada Rabu, 2 April 2025.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan persatuan para elite dan semua pihak agar bersama-sama membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, segala bentuk perselisihan harus segera diselesaikan.
“Bangsa ini membutuhkan kehadiran dan persatuan tokoh-tokoh bangsa untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik, bukan malah mengedepankan ego pribadi masing-masing,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengonfirmasi bahwa dirinya tidak akan menghadiri undangan Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri halal bihalal di Istana Negara. Jokowi memilih tetap berada di Solo untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.
“(Ke Jakarta ketemu Pak Prabowo?) Nggak, nggak, Lebaran di sini (Solo),” ujar Jokowi di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Senin, 31 Maret 2025.
Ketidakhadiran Jokowi ini diduga berkaitan dengan ketidakinginannya untuk bertemu dengan Megawati.
Di sisi lain, putra Prabowo, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit Hediprasetyo, diketahui menyambangi kediaman Megawati dalam momentum Idulfitri di Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada Senin, 31 Maret 2025.
Setelah bertemu Megawati, Didit langsung bertolak ke Solo untuk menemui Jokowi. Dalam keterangannya kepada wartawan, Didit menegaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan bentuk silaturahmi dalam suasana Lebaran.
Editor: Agung