
J5NEWSROOM.COM, Pemerintah Indonesia didesak untuk segera mengambil langkah strategis dalam merespons perang dagang yang dipicu oleh Amerika Serikat melalui kebijakan kenaikan tarif impor terhadap sejumlah negara. Dorongan ini disampaikan oleh Dosen Departemen Ekonomi Universitas Andalas, Prof. Syarifuddin Karimi, yang menilai Indonesia perlu bersikap tegas dan antisipatif demi menjaga stabilitas fiskal nasional.
Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Minggu, 6 April 2025, Prof. Syarifuddin menekankan bahwa Indonesia tidak boleh bersikap pasif di tengah perubahan peta perdagangan global yang kian politis. Ia menyebut bahwa sikap antisipatif dan kepemimpinan strategis sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi tersebut.
Ia menyoroti reaksi global yang mulai memboikot produk-produk Amerika Serikat sebagai sinyal bahwa arah perekonomian dunia telah berubah. Menurutnya, boikot ini bukan hanya sekadar simbolis, melainkan mencerminkan pergeseran sistem ekonomi global ke arah yang lebih politis dan berbasis pada nilai-nilai tertentu.
Prof. Syarifuddin menambahkan bahwa Indonesia memiliki dua pilihan di tengah dinamika ini, yakni menjadi penonton atau mengambil peran aktif sebagai pemain cerdas. Ia menilai bahwa dengan strategi yang tepat, Indonesia justru dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperluas pengaruh dan mengamankan kepentingan nasional di kancah internasional.
Editor: Agung