
J5NEWSROOM.COM, Kebijakan tarif dagang baru sebesar 32 persen dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap barang-barang asal Indonesia menuai respons tajam dari pengamat politik Rocky Gerung. Menurutnya, gejolak ekonomi global akibat kebijakan tersebut bukan hanya berdampak pada sektor perdagangan, tetapi juga berpotensi mengguncang stabilitas politik dalam negeri.
Rocky menilai situasi ini bisa mengangkat kembali persoalan-persoalan politik yang selama ini tersembunyi. Ia menyebut bahwa “kerak politik” akan muncul ke permukaan sebagai efek dari guncangan ekonomi global. Ia mencontohkan bagaimana kebijakan ekonomi, sosial, dan pertahanan nasional bisa terganggu oleh tekanan dari luar negeri, yang akhirnya juga mengganggu konsolidasi politik di dalam negeri.
Ia juga memperingatkan tentang potensi retaknya kesolidan di lingkaran kekuasaan. Rocky menyebut bahwa aktor-aktor politik oportunis yang selama ini mengambil keuntungan tanpa berkontribusi (“free rider”) dapat menggunakan momen krisis ini demi agenda politik pribadi. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk mengantisipasi segala kemungkinan, baik secara intelektual maupun intelijen.
Rocky menyarankan agar Presiden Prabowo mengambil langkah berani atau terobosan radikal untuk mengatasi tekanan ekonomi dan politik yang datang bersamaan ini. Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan skenario terburuk, termasuk merancang semacam ‘bumper politik’ untuk menahan potensi konflik internal di tingkat elite.
Dalam pernyataannya, Rocky juga menyinggung pentingnya analisis mendalam tentang dampak guncangan ini terhadap stabilitas politik di lingkaran dalam pemerintahan. Ia menekankan bahwa saat krisis seperti ini, risiko perebutan pengaruh di kalangan elite bisa meningkat, dan tanpa mitigasi yang tepat, bisa memperparah situasi politik nasional.
Editor: Agung