Pertemuan Dua Sahabat, Dua Pemikir Diwarnai Dialog Serius

Pakar Komunikasi serta Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana berdialog serius dengan Kabaharkam Polri, Komjen Pol Dr Muhammad Fadil Imran. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pagi itu, Rabu (9/4/2025), udara Jakarta tampak bersahabat. Di tengah prosesi formal Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Kakorpolairud), ada suasana yang berbeda di salah satu sudut ruangan.

Sebuah obrolan serius, hangat, dan penuh makna terjadi antara dua sosok yang sudah lama malang melintang di ranah kepemimpinan nasional: Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Dr Muhammad Fadil Imran, dan Pakar Komunikasi serta Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana.

Momen tersebut berlangsung selepas prosesi utama sertijab yang menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Polairud dari Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih. Usai menyampaikan salam perpisahan kepada jajaran, Yasin mendekati Dr Aqua, yang hadir sebagai tamu kehormatan, dan membawanya menghampiri Komjen Fadil.

“Jenderal, Pak Aqua ini dosen saya saat di Seskoal tahun 2007. Beliau Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional,” ujar Yasin dengan nada penuh hormat, mengenalkan dua tokoh yang ternyata punya benang merah dalam kiprah masing-masing.

Tanpa jeda basa-basi panjang, pertemuan itu segera berubah menjadi diskusi intens. Topik yang mereka bahas bukan hal remeh—menyinggung persoalan aktual yang berkaitan dengan Provinsi Sulawesi Selatan, kampung halaman Fadil yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Dari situ, percakapan melebar ke isu-isu nasional.

Meski berlatar profesi berbeda, komunikasi di antara keduanya terasa cair. “Ngobrolnya nyambung sekali,” ungkap seorang perwira yang mendampingi dari kejauhan.

Dr Aqua, yang dikenal kerap menjadi tempat bertukar pikiran bagi banyak pejabat negara, mengapresiasi sikap tegas Fadil dalam melihat persoalan. “Keputusannya selalu yang terbaik,” ujar Aqua, sembari menambahkan, “Alhamdulillah…”

Pertemuan singkat itu mungkin tidak tertulis dalam protokol resmi acara. Namun di balik formalitas militer dan kepolisian, percakapan seperti itulah yang kerap menjadi titik tolak pemikiran besar bagi masa depan bangsa.

Editor: Agung