
J5NEWSROOM.COM, Program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes), yang merupakan salah satu inisiatif unggulan dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dipastikan tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal ini ditegaskan oleh Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, saat menjadi narasumber di kanal YouTube Satgas Klitik yang dipandu oleh analis komunikasi politik Hendri Satrio.
Ferry menjelaskan bahwa Kopdes Merah Putih dirancang untuk menciptakan ekosistem ekonomi baru di desa yang saling menguntungkan, serta mengurangi ketergantungan masyarakat desa pada rentenir dan pinjaman online (pinjol) yang merugikan.
“Koperasi ini tidak membebani APBN. Uangnya berputar dan malah menghidupkan ekonomi masyarakat,” ujar Ferry pada Rabu, 23 April 2025.
Berdasarkan Instruksi Presiden, pemerintah menargetkan pembentukan 80 ribu koperasi di desa dan kelurahan di seluruh Indonesia hingga Juli 2025. Sementara itu, operasionalnya diperkirakan mulai pada September 2025.
Anggaran operasional untuk setiap koperasi diperkirakan sekitar Rp5 miliar, yang bersumber dari APBN, APBD, dana desa, dan perbankan.
“Ini bukan beban, melainkan investasi untuk redistribusi aset dan pemerataan ekonomi,” tambah Ferry.
Koperasi Desa Merah Putih akan menjalankan enam kegiatan utama, antara lain manajerial perkantoran, unit simpan pinjam, toko kebutuhan sehari-hari, distribusi pupuk, benih, dan pestisida, apotek desa, serta klinik desa.
Koperasi ini juga dapat mengembangkan usaha sesuai dengan potensi lokal seperti peternakan, pertanian, atau perikanan untuk memperkuat ekonomi desa.
Ferry menjelaskan bahwa koperasi ini akan memainkan peran strategis sebagai pemasok kebutuhan untuk program makan bergizi gratis dan menciptakan pasar baru bagi produk-produk desa.
“Contohnya, Koperasi Peternakan Ayam Petelur di Blitar kini bisa menjual telur ke Satuan Pelayanan Penyelenggara Gizi. Selama ini, peternakan desa sering kesulitan dalam penyerapan hasil produksi. Dengan adanya pasar khusus ini, hasil produksi langsung terserap,” kata Ferry.
Koperasi juga akan mendapatkan keistimewaan sebagai distributor resmi pupuk, benih, dan kebutuhan lainnya, sehingga harga yang diterima petani bisa lebih terjangkau dan keuntungan akan kembali ke masyarakat.
“Mata rantai distribusi yang panjang sering dimanfaatkan oleh tengkulak. Koperasi memutus rantai tersebut, sekaligus menjamin keuntungan jika dikelola dengan baik,” pungkas Ferry.
Editor: Agung