Joki Tugas Mencetak Generasi Pemalas

Siswi MAN 1 Kota Batam, Naila Ahmad Farah Adiba. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh Naila Ahmad Farah Adiba

BEBERAPA hari yang lalu, ada seorang temanku yang menghubungi aku lewat chat WhatsApp. Secara singkat, isi chat itu adalah meminta aku untuk joki tugas membuat cerpen milik teman dia. Saat mendapatkan pesan itu, aku tersenyum miris.

Ternyata, perilaku itu sudah sangat wajar terjadi di lingkungan sekolah. Banyak yang bahkan rela mengeluarkan uang ratusan ribu demi membayar orang yang membantu joki tugasnya.

Mirisnya, hal itu dinormalisasikan oleh banyak orang. Sehingga, sudah menjadi suatu kewajaran jika ada orang yang meminta joki tugas.

Namun, dalam hal ini aku sangat risih dengan fenomena joki tugas tersebut. Menurutku, adanya joki tugas ini membentuk generasi memiliki mental pemalas. Boro-boro memiliki sikap optimis, mental pejuang aja tidak ia miliki akibat terlalu sering melakukan joki tugas tersebut.

Hingga pada skala yang lebih luas, joki tugas ini akan menjadi bumerang bagi pelakunya. Efeknya bisa berakibat sangat fatal. Bayangkan jika ia sehari-harinya meminta joki tugas, ketika ia menjadi seorang dokter residen, atau perawat, bagaimana ia akan melakukan praktek?

Atau jika ia menjadi seorang guru dengan modal ijazah hasil joki tugas, apa yang akan ia ajarkan kepada generasi selanjutnya? Joki tugas ini menurut sependek pemahaman aku menimbulkan banyak kemudharatan.

Salah satunya adalah bermaksiat pada Allah karena berbohong dan menyuap orang yang disuruh joki tugasnya tersebut. Kemudian mematikan mental pejuang generasi selanjutnya.

Sehingga jika generasi sudah rusak, peradaban ini tidak akan berjaya sebagaimana harapan kita semua. Maka, satu hal yang harus diperbaiki dari anak muda sekarang adalah jangan pernah melakukan joki tugas.

Percayalah, hasil yang kita dapatkan karena usaha kita sendiri akan lebih memuaskan dan menentramkan. Daripada tugas dengan nilai bagus tapi hasil joki. Itu sama aja kayak beli ijazah jatuhnya. Karena usaha kita untuk mendapatkan selembar ijazah itu bukan usaha kita sendiri.

Walaupun kita tahu, jika di dalam Islam pendidikan lebih mulia daripada selembar ijazah. Namun bukan berarti meniscayakan adanya joki tugas. Sebaliknya sistem pendidikan yang berlandaskan Islam akan memberikan sebuah pengajaran tentang kehidupan dunia dan kehidupan di setelah dunia.

So, buat temen-temen yang mungkin masih nyaman dengan joki tugas yang kalian lakukan, please berhenti. Karena peradaban ini butuh perbaikan dari kita generasi muda. Sehingga, mulai sekarang jadilah pemuda yang bisa menjadi dambaan dan harapan umat.

Wallahu a’lam bish showwab.

Penulis adalah Siswi MAN 1 Kota Batam