
J5NEWSROOM.COM, Subang – Sore itu, langit Subang mulai meredup ketika sebuah pertemuan sederhana namun penuh makna terjadi di Kejaksaan Negeri Subang. Hari Selasa (29/4/2025) menjadi momen yang tak biasa bagi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Subang, Dr Bambang Winarno, dan tamunya, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana.
Pertemuan mereka tergolong singkat, di sela perjalanan Dr Aqua Dwipayana dari Bandung menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Namun waktu yang terbatas itu tak menjadi halangan bagi keduanya untuk langsung menjalin keakraban yang terasa alami. Layaknya dua sahabat lama yang baru dipertemukan kembali, keduanya tenggelam dalam obrolan penuh makna.
“Bang Aqua, terima kasih banyak atas kunjungannya. Saya dan teman-teman menanti kedatangan abang kembali ke sini,” ujar Dr Bambang, yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, dengan mata berbinar.
Suasana hangat terasa di ruang kerja Kajari Subang. Obrolan mereka mengalir ringan namun berbobot, membahas berbagai isu, termasuk situasi hukum dan sosial terkini di wilayah Subang. Dr Aqua Dwipayana mengaku sangat menikmati pertemuan tersebut, apalagi dengan gaya komunikasi Dr Bambang yang terbuka dan apa adanya.
Dalam silaturahmi itu, Dr Bambang tak sendiri. Ia didampingi dua pejabat utama Kejari Subang, yakni Kasi Perdata dan Tata Usaha Negara, Tubagus Gilang Hidayatullah, serta Kasi Intelijen, Reja Ferdian. Keduanya turut menyambut hangat kehadiran sang motivator nasional.
“Pak Bambang, insya Allah saya datang lagi. Saya suka dengan gaya bicara bapak yang terbuka, apa adanya. Saya banyak belajar kepada Pak Bambang,” ucap Dr Aqua Dwipayana dengan nada tulus. “Alhamdulillah…” lanjutnya, seraya tersenyum.
Bagi Dr Aqua Dwipayana, pertemuan ini bukan sekadar kunjungan singgah. Ia menyebutnya sebagai pertemuan yang penuh hikmah. Sebuah silaturahmi yang menambah wawasan, memperluas jejaring, dan mempererat tali persaudaraan lintas profesi.
Di tengah kesibukan masing-masing, pertemuan seperti ini menjadi oase—mengingatkan bahwa dalam relasi sosial, kehangatan dan keikhlasan tetap menjadi jembatan terbaik untuk saling memahami dan menguatkan.
Editor: Agung

