
J5NEWSROOM.COM, Amerika Serikat kembali menghadapi ancaman gagal bayar utang jika Kongres tidak segera mengambil tindakan. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memperingatkan bahwa situasi kritis ini berpotensi terjadi pada Agustus 2025.
Dalam surat resmi kepada Ketua DPR Mike Johnson, Bessent menyebutkan bahwa risiko gagal bayar memiliki kemungkinan yang cukup berdasar. Surat tersebut dikutip dari AFP pada Sabtu, 10 Mei 2025.
Masalah ini muncul setelah utang nasional AS mencapai batas maksimum sebesar 36 triliun dolar AS pada Januari lalu. Sejak saat itu, Departemen Keuangan mengambil langkah-langkah darurat untuk mencegah default, termasuk menangguhkan sementara sejumlah pembayaran dan merelokasi dana internal.
Namun, hingga kini negosiasi di Kongres belum membuahkan hasil. Pembahasan untuk menaikkan batas utang terhambat oleh perdebatan politik antara Partai Republik yang menguasai Kongres dan pemerintah Presiden Donald Trump, terutama terkait kebijakan pajak dan belanja negara.
Bessent memperingatkan bahwa penundaan dalam pengambilan keputusan dapat menimbulkan dampak serius terhadap pasar keuangan, dunia usaha, dan kestabilan pemerintahan. Ia menekankan bahwa pengalaman terdahulu menunjukkan bahwa keterlambatan bisa memperparah situasi.
Ia juga mengingatkan bahwa jika plafon utang tidak dinaikkan atau ditangguhkan, maka hal tersebut dapat melemahkan sistem keuangan nasional dan merusak reputasi Amerika Serikat di mata dunia.
Editor: Agung

