Mengenal 9 Proses Membatik Bersama Ahmad Faisal: Dari Desain hingga Pewarnaan Akhir

Pengrajin Batik di Rumah Batik TBIG, Ahmad Faisal. (Foto: Alia Safira)

J5NEWSROOM.COM, Pekalongan – Batik tidak hanya dikenal sebagai warisan budaya Indonesia, tetapi juga sebagai hasil karya seni yang memerlukan ketelitian dan proses panjang. Dalam sebuah acara yang berlangsung pada Selasa, 13 Mei 2025, di Rumah Batik TBIG, Ahmad Faisal, seorang pengrajin batik asal Pekalongan, membagikan penjelasan mengenai sembilan tahapan utama dalam proses membatik yang dijalani para pengrajin tradisional.

Tahap pertama adalah proses desain, di mana pola batik digambar terlebih dahulu pada kertas atau langsung di atas kain. Desain ini menjadi panduan utama dalam proses membatik dan biasanya mengandung filosofi atau simbol tertentu.

Setelah desain selesai, kain masuk ke tahap kedua yaitu proses pelekatan lilin tulis. “Pada tahap ini, malam dilelehkan lalu diaplikasikan menggunakan canting. Fungsinya adalah menutup bagian kain agar tidak terkena warna saat proses pewarnaan,” jelas Ahmad Faisal.

Langkah berikutnya adalah proses pewarnaan colet, yakni memberi warna pada bagian-bagian tertentu dengan cara dilukis menggunakan kuas kecil. Teknik ini memungkinkan warna tampil lebih detail dan artistik.

Setelah pewarnaan colet, dilakukan proses pelekatan lilin mopok. Menurut Ahmad Faisal, tahap ini penting untuk menutup bagian yang telah diwarna agar tetap terjaga saat kain dicelupkan ke dalam pewarna berikutnya.

Masuk ke tahap kelima, yaitu proses pewarnaan celup, kain direndam dalam larutan pewarna sesuai dengan warna dasar atau warna tambahan yang diinginkan. Bagian yang tertutup malam akan tetap mempertahankan warna sebelumnya.

Setelahnya, dilakukan proses pelorodan, yaitu merebus kain untuk menghilangkan lapisan malam yang telah digunakan sebelumnya. “Pelorodan ini membuka motif yang selama ini tersembunyi di balik malam,” ujar Faisal.

Selanjutnya adalah proses pelekatan lilin nyumik, yang berfungsi melindungi bagian tertentu sebelum masuk ke pewarnaan akhir. Tahap ini umumnya dilakukan jika kain melalui lebih dari dua kali proses pewarnaan.

Kemudian dilakukan proses pewarnaan garis (celup) sebagai tahap kedelapan. Di sini, warna terakhir diberikan untuk mempertegas garis, latar, atau motif tambahan pada kain batik.

Terakhir, kain kembali menjalani proses pelorodan jika masih ada malam yang tertinggal. Proses ini memastikan bahwa seluruh motif dan warna sudah terbuka dan bersih.

“Kesembilan tahap ini harus dilalui dengan kesabaran dan ketelitian tinggi. Karena setiap kesalahan kecil bisa mengubah hasil akhir kain batik,” tutur Ahmad Faisal. Ia menambahkan bahwa setiap lembar batik menyimpan cerita panjang yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga mengandung nilai budaya dan kerja keras dari para pengrajin.

Editor: Agung