
J5NEWSROOM.COM, Ambon – Mentari pagi baru saja menyingkap cakrawala saat Prof Nurdin Abdullah melangkahkan kakinya di tepi Pantai Ambon, Jumat (2/5/2025). Angin laut berhembus lembut menyapu wajahnya, diiringi debur ombak yang bersahaja. Bersama sahabatnya, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu memulai harinya dengan berolahraga ringan di kawasan Perikanan Indonesia Cabang Ambon.
Namun, bukan hanya tubuh yang digerakkan pagi itu. Hati dan pikirannya pun tergerak saat pandangannya tertumbuk pada deretan kapal penangkap ikan yang sedang bersandar di dermaga.
“Potensi perikanannya luar biasa, namun belum optimal dimanfaatkan,” ucap Prof Nurdin lirih, tapi penuh makna.
Ucapannya bukan sekadar komentar biasa. Sebagai sosok yang telah puluhan tahun bergelut dalam dunia perikanan, ia bak “kamus berjalan”. Peta potensi laut Indonesia, kebutuhan pasar global, hingga rantai pasok yang efisien, semua terpetakan jelas di benaknya.
Ia menegaskan, kebutuhan ikan segar dunia semakin tinggi. Negara-negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika adalah pasar terbuka yang sangat potensial. Namun, Indonesia, khususnya wilayah timur seperti Maluku, masih tertatih dalam menjawab tantangan ekspor.
“Salah satu kendala utama adalah tidak adanya penerbangan langsung dari Ambon ke negara-negara tujuan ekspor,” ujar Prof Nurdin. Padahal, lanjutnya, kualitas ikan dari kawasan timur Indonesia sangat dihargai di pasar luar negeri karena kesegarannya yang istimewa.
Maluku, yang dikenal dengan kekayaan lautnya, semestinya bisa menjadi salah satu pusat perikanan dunia. Lautan yang luas, sumber daya yang melimpah, serta masyarakat yang telah lama hidup berdampingan dengan laut menjadi modal berharga.
Namun, realitas hari ini belum sepenuhnya mencerminkan potensi itu. Banyak peluang yang terlewatkan. Infrastruktur yang belum memadai, logistik yang belum terintegrasi, dan kebijakan yang belum berpihak pada percepatan ekspor menjadi tantangan yang harus diatasi bersama.
Prof Nurdin berharap ada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha untuk membenahi ekosistem perikanan di kawasan ini. Ia percaya, jika dikelola dengan serius dan profesional, Ambon dan kawasan timur lainnya bisa menjelma menjadi pusat ekspor ikan segar kelas dunia.
“Pasarnya sudah menunggu. Tinggal bagaimana kita menjemput peluang itu dengan kerja nyata dan niat tulus untuk memajukan bangsa,” ujarnya sambil memandang ke laut lepas.
Ia menutup refleksi paginya dengan harapan dan doa. “Semoga ada solusi terbaik untuk mengoptimalkan potensi besar ini. Aamiin ya robbal ‘aalamiin…”
Dalam keheningan pagi itu, di bawah langit Ambon yang membiru, suara laut seolah menjadi saksi dari harapan seorang anak bangsa yang tak pernah lelah mencintai negeri dari garis pantai dan kekayaan lautnya.
Editor: Agung