
J5NEWSROOM.COM, Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Mulyanto, mengimbau agar pemerintah bersikap hati-hati dalam mewajibkan PT Bukit Asam (PTBA) memproduksi dimethyl ether (DME) sebagai alternatif gas LPG, terutama dari sisi perhitungan ekonomi proyek tersebut.
Meskipun pendanaan proyek akan dikelola oleh Danantara dan tidak bergantung pada pembiayaan asing, Mulyanto menegaskan bahwa kajian keekonomian tetap harus diperhatikan secara matang. Ia khawatir apabila harga DME terlalu tinggi, masyarakat pengguna LPG subsidi tiga kilogram akan terdampak, baik melalui harga jual yang mahal maupun beban subsidi pemerintah yang meningkat.
Ia menyarankan agar proyek DME tidak dipaksakan, apalagi dengan adanya ancaman akan diambilnya sebagian wilayah operasi PTBA bila perusahaan tersebut enggan menjalankan proyek. Pemerintah, menurutnya, perlu memprioritaskan perlindungan terhadap daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas fiskal negara.
Mulyanto menyebut bahwa selama ini biaya produksi DME dari proses gasifikasi batu bara diketahui masih lebih tinggi dibandingkan harga LPG impor. Bila proyek ini tetap dijalankan tanpa mempertimbangkan keekonomiannya, maka negara bisa saja justru memindahkan beban anggaran dari subsidi LPG ke subsidi produksi DME.
Meski secara strategis proyek ini dinilai memiliki nilai positif, seperti mendukung serapan batu bara domestik pascapenutupan PLTU dan mengurangi ketergantungan impor LPG, Mulyanto menegaskan bahwa keputusan investasi tetap harus mengacu pada kelayakan teknologi dan perhitungan ekonominya.
Sebelumnya, holding BUMN MIND ID telah merilis hasil kajian awal yang menunjukkan bahwa biaya produksi DME masih jauh lebih mahal dibanding harga LPG impor, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan proyek tersebut.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa proyek ini akan dijadikan penugasan wajib bagi PTBA, dan bila perusahaan tidak melaksanakan, maka sebagian wilayah operasinya dapat diambil alih. Ia juga menambahkan bahwa proyek ini tidak akan lagi bergantung pada dana asing karena telah ditangani oleh Danantara.
Editor: Agung