
J5NEWSROOM.COM, Makassar – Rabu pagi yang cerah di Makassar, menjadi saksi pertemuan hangat antara dua sosok yang sama-sama mendedikasikan hidupnya untuk pengabdian: Dr Andi Muhammad Taufik, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara, dan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana.
Pertemuan itu bukanlah hasil dari undangan resmi ataupun pertemuan seremonial. Hanya sepotong pesan singkat, tulus, yang menghubungkan keduanya.
“Pak Aqua, Rabu besok saya ke Makassar. Ada beberapa urusan. Kita ketemu di sana,” pesan Dr Andi lewat WhatsApp, Senin (26/5/2025) malam.
Bagi Dr Aqua, ajakan itu langsung direspons dengan gembira. Keesokan paginya, Selasa (27/5/2025), ia menelepon Dr Andi. Komunikasi via WhatsApp call itu meneguhkan niatnya untuk terbang ke Makassar pada Kamis (29/5/2025), demi satu hal yang tidak ternilai: silaturahim.
Sejak awal pertemuan mereka yang tidak direncanakan—di atas pesawat Batik Air ID 6274 dari Bandara Soekarno-Hatta pada Senin dini hari (17/3/2025)—keduanya menjalin komunikasi yang intens. Tak disangka, pertemuan itu menjadi awal dari persahabatan yang menginspirasi.
Dalam penerbangan itulah, benih silaturahim ditanam. Dr Aqua, yang kerap bertemu dengan banyak tokoh nasional, merasa ada sesuatu yang berbeda pada sosok Dr Andi. Bukan hanya karena jabatannya sebagai Kajati Sulawesi Utara, melainkan karena kerendahan hati dan jiwa sosialnya yang luar biasa.
“Saya banyak belajar kepada Pak Andi. Beliau rendah hati sekali dan jiwa sosialnya tinggi,” ujar Dr Aqua dengan penuh kekaguman.
Selama lima hari kunjungannya di Manado waktu itu, mereka bahkan sempat bertemu hingga empat kali. Dari pertemuan-pertemuan itu, bukan hanya percakapan hangat yang mengisi waktu, tapi juga pertukaran nilai dan semangat untuk terus berkontribusi bagi negeri.
Di tengah kesibukannya memimpin institusi penegak hukum di Sulawesi Utara, Dr Andi tidak melupakan pentingnya menjaga hubungan antar insan. Ia menyempatkan diri untuk bertemu, berdiskusi, dan saling menguatkan dalam nilai-nilai kebangsaan dan spiritualitas.
Pertemuan mereka di Makassar, meski singkat, adalah pengingat akan pentingnya ukhuwah—ikatan yang bukan sekadar berdasarkan profesi, melainkan dilandasi oleh keikhlasan.
“Alhamdulillah…” ujar Dr Aqua dengan penuh syukur, menutup kisah silaturahim yang mempererat tali persaudaraan dua insan yang dipertemukan takdir, lalu dipersatukan oleh semangat yang sama: memberi manfaat bagi sesama.
Editor: Agung