
J5NEWSROOM.COM, Batam – Polisi sedang melakukan penyelidikan insiden kekerasan yang terjadi di First Club, salah satu klub malam elit di kawasan Nagoya, Lubuk Baja, Batam, Sabtu (7/6/2025) dini hari. Informasi yang dihimpun di lapangan, terjadi keributan antar sesama wanita pemandu lagu (LC). Yaitu, empat orang wanita pemandu lagu warga negara asing asal Vietnam mengeroyok pemandu lagu bernama Stevani.
Kejadian bermula ketika Stevani sedang menemani tamu di ruang VIP 17 dan 18. Tiba-tiba, salah satu LC asal Vietnam mendatanginya dan meminta agar Stevani menyampaikan permintaan maaf kepada empat rekannya atas masalah pribadi yang belum jelas diketahui. Namun alih-alih berakhir damai, permintaan tersebut justru memicu tindakan kekerasan fisik.
“Korban dipukul di dalam ruang VIP. Bahkan ketika keluar menuju area parkir, ia kembali dipukul dan ditendang secara brutal oleh keempat pelaku,” ungkap salah seorang sumber yang mengetahui peristiwa pengeroyokan itu.
Akibat insiden tersebut, Stevani mengalami luka fisik dan segera menjalani visum di rumah sakit. Ia kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Lubuk Baja untuk ditindaklanjuti secara hukum.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Rangga Primazada, belum memberikan keterangan rinci dan menyarankan agar informasi teknis diperoleh melalui Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim). “Hubungi Kanit saja,” tulis Kapolsek melalui pesan singkat.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Lubuk Baja, Iptu Noval Adimas, membenarkan peristiwa kekerasan memang terjadi di klub malam tersebut. “Benar, kami sedang menangani kasus ini. Proses penyelidikan masih berjalan,” ujar Iptu Noval, melalui pesan singkat.
Menurut informasi yang dihimpun, polisi saat ini sedang mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan menelusuri rekaman kamera pengawas (CCTV) di lokasi kejadian guna mengungkap kronologi serta identitas para pelaku secara menyeluruh.
Insiden ini memunculkan keprihatinan publik dan memicu sorotan terhadap lemahnya pengawasan Kantor Imigrasi Kota Batam terhadap pekerja asing, khususnya di sektor hiburan malam di Batam. Keberadaan tenaga kerja asing (TKA) di sektor ini kembali menjadi perhatian serius, mengingat potensi gesekan sosial dan hukum yang dapat mencoreng citra pariwisata kota Batam.
Editor: Agung