
J5NEWSROOM.COM, Industri penerbangan global saat ini tengah menghadapi tekanan berat akibat berbagai faktor seperti fluktuasi nilai tukar dan lonjakan harga bahan bakar avtur. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan, dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) di Jakarta International Convention Center pada Rabu, 11 Juni 2025.
Wamildan menyebutkan bahwa tantangan lain yang turut membebani adalah biaya perawatan armada serta gangguan rantai pasok dan keterbatasan ketersediaan pesawat. Menurutnya, tekanan tersebut membuat bisnis maskapai penerbangan semakin sulit dijalankan.
Ia menegaskan bahwa keterlibatan pemerintah sangat dibutuhkan, termasuk pemberian stimulus, agar maskapai dalam negeri mampu bersaing dengan pemain global. Menjawab pertanyaan publik mengenai mengapa Garuda Indonesia tidak bisa seperti Singapore Airlines, Wamildan menekankan bahwa perbedaan kondisi struktural antara kedua negara perlu dipahami terlebih dahulu.
Ia mendukung pernyataan Deputi Kemenko Bidang Infrastruktur, Odo Manuhutu, yang mengajak untuk mencari solusi konkret guna mengurangi tekanan terhadap sektor penerbangan.
Sebagai maskapai nasional, Garuda Indonesia berkomitmen memperkuat konektivitas antarpulau. Dalam lima tahun ke depan, perusahaan berencana menambah lebih dari 20 pesawat guna menggenjot pangsa pasar domestik dari 30 persen menjadi 50 persen. Untuk mendukung target ini, Wamildan menyatakan Garuda Indonesia membuka peluang bagi masuknya investor.
Editor: Agung