
J5NEWSROOM.COM, Makassar – Pagi itu, suasana lobi Hotel The Rinra Makassar masih lengang. Minggu, 1 Juni 2025, mentari baru saja naik, menyinari sudut kota yang perlahan menggeliat. Di antara para tamu yang datang silih berganti, hadir sosok yang tak biasa. Namun kehadirannya tidak mencolok, apalagi menciptakan jarak. Ia datang tanpa pengawalan, berjalan santai, dan sesekali menyapa orang-orang di sekitarnya.
Dialah Irjen Pol Rusdi Hartono, Kapolda Sulawesi Selatan. Pagi itu ia memenuhi janji bertemu sahabat lamanya, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana. Pertemuan yang berlangsung hangat tersebut menyiratkan lebih dari sekadar silaturahim dua sahabat lama. Di balik pertemuan itu, tersimpan pelajaran keteladanan yang jarang ditemukan pada pejabat setingkat jenderal polisi.
Rusdi datang tanpa protokoler, tanpa ingin diistimewakan. Saat beberapa orang mendekat dan meminta foto bersama, ia menyambut dengan senyum lebar dan gestur ramah. Tak ada sekat. Tak ada jarak. Ia menanggalkan atribut keformalan, menyapa sebagai manusia biasa.
“Kapolda itu amanah. Jabatan ini kelak akan saya pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT,” ujarnya lirih namun penuh makna kepada Dr Aqua.
Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Sejak lama, tepatnya sejak mereka bersahabat di tahun 2009, Dr Aqua melihat konsistensi sikap dan prinsip dalam diri Rusdi Hartono. Dalam berbagai kesempatan, ia menunjukkan bahwa menjadi pemimpin bukan soal kekuasaan, tetapi tentang pelayanan dan tanggung jawab moral.
“Luar biasa dan hebat Mas Rusdi. Selalu memberikan keteladanan,” tutur Dr Aqua dengan nada takzim.
Keteladanan Irjen Rusdi tidak hanya tercermin dalam pertemuan personal, tetapi juga dalam kepemimpinannya di Polda Sulsel. Ia dikenal dekat dengan jajaran dan masyarakat. Pendekatan yang ia bangun bukan dengan kekuasaan, melainkan dengan kepercayaan. Baginya, jabatan hanyalah sarana untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya.
Dalam iklim sosial yang kerap kering keteladanan, kehadiran figur seperti Irjen Rusdi Hartono menjadi oase. Ia bukan hanya penegak hukum, tapi juga penebar nilai, yang dengan rendah hati mengingatkan bahwa di balik pangkat, tetap ada pertanggungjawaban yang lebih tinggi: di hadapan Sang Khalik.
Editor: Agung

