
J5NEWSROOM.COM, Setelah satu dekade memimpin, Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi dinilai meninggalkan warisan kekuasaan yang kontroversial. Peneliti media dan politik Buni Yani menilai kepemimpinan Jokowi justru menghidupkan kembali gaya kekuasaan lama yang sarat politik dinasti serta penurunan integritas di lembaga-lembaga negara.
Situasi ini, menurutnya, makin memburuk dengan naiknya Gibran Rakabuming Raka—anak kandung Jokowi—sebagai Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto. Buni Yani menyebut Gibran tidak menempuh proses karier politik yang ideal, melainkan melangkahi prinsip meritokrasi yang seharusnya menjadi dasar dalam sistem pemerintahan modern.
“Jokowi dan Gibran mengembalikan Indonesia ke zaman jahiliyah dengan menghapus semua capaian peradaban dalam bidang politik dan tata negara. Mereka berdua bersekongkol menggerus bangsa ke titik nadir,” kata Buni Yani dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Senin, 23 Juni 2025.
Ia mengungkapkan bahwa kritik dan nasihat terhadap keduanya telah lama disampaikan oleh berbagai pihak, baik sebelum maupun sesudah Pemilu 2024. Namun menurutnya, semua seruan itu tidak diindahkan.
“Sudah tidak terbilang sindiran dilontarkan kepada mereka, namun sampai kini mereka tidak berubah. Sudah tak terhitung caci-maki di media sosial yang secara telak menurunkan marwah keduanya, tetapi nyatanya mereka memang tak punya kehormatan,” lanjutnya.
Lebih jauh, Buni Yani menilai Jokowi memiliki rencana politik besar untuk mendorong Gibran menjadi presiden pada 2029, atau bahkan lebih cepat. Ia menyinggung janji politik Prabowo yang sebelumnya sempat menyebut akan mundur setelah dua tahun menjabat untuk memberi ruang kepada Gibran.
“Prabowo tidak perlu menaati janji mundur dari jabatan dan digantikan oleh Gibran setelah dua tahun,” pungkasnya.
Editor: Agung

