Inspirasi dan Relevansi Hijrah Nabi

Siswi MAN 1 Kota Batam Naila Ahmad Farah Adiba. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba

PUTARAN waktu seolah begitu cepat berlalu. Tak terasa, kini kita sudah berada di awal tahun 1447 Hijriyah. Pada bulan Muharram ini, salah satu momentum yang senantiasa diperbincangkan adalah mengenai hijrah.

Sebab, peristiwa ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan menuju Kota Madinah ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Namun, seringkali hijrah hanya disandingkan dengan makna harfiah nya saja yakni perpindahan tempat.

Padahal sejatinya, peristiwa hijrah ini bukan sekadar perjalanan tanpa makna. Melainkan sebuah perjalanan menuju sebuah awal yang istimewa yakni, pendirian negara yang berlandaskan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupannya.

Nah, pada tulisan kali ini saya akan menyampaikan sedikit dari apa yang telah saya dapatkan pada sebuah event menyambut bulan Muharram beberapa pekan yang lalu.

Inspirasi pertama adalah keberanian. Hijrah yang sejati itu tentu membutuhkan keberanian. Sebab, tanpa keberanian mustahil bisa untuk meninggalkan segalanya. Baik harta maupun kekayaan yang telah mereka kumpulkan selama berada di Makkah.

Kemudian yang kedua adalah hijrah atau perubahan itu bukan peristiwa mendadak. Maka, relevansi yang bisa kita teladani adalah, jangan mengambil suatu keputusan secara tergesa-gesa. Persiapkan strategi dan kerjasama secara paripurna agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

Lalu yang ketiga adalah senantiasa menjaga rasa yakin dalam diri. Dengan keyakinan tersebut, akan memunculkan sebuah rasa optimisme dalam jiwa sehingga itu akan bermanfaat bagi para pengemban dakwah. Agar tidak merasa lelah dan mudah menyerah.

Selain itu, ada juga inspirasi yang keempat yakni hijrah merupakan sebuah usaha untuk membangun dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Nah, tentunya masyarakat seperti ini hanya bisa diwujudkan ketika sistem yang diterapkan merupakan sistem Islam.

Dan yang terakhir adalah hijrah bukan hanya berbicara tentang transformasi diri–melainkan transformasi lingkungan alias semua elemen masyarakat. Sehingga ketika hijrah bukan lagi hanya sekadar masing-masing individu, maka insyaallah masyarakat yang sejahtera itu akan terwujud di bawah naungan negara yang menerapkan syariat Islam secara sempurna.

Oleh karenanya, setelah kita memahami inspirasi dari peristiwa hijrah ini, mari jadikan bulan Muharram bukan hanya sekadar momen tanpa makna. Melainkan sebuah bulan yang menjadi momentum persatuan, perubahan, dan kebangkitan menuju kejayaan Islam di seluruh penjuru alam.

Sebab, hanya dengan Islam lah umat akan sejahtera tanpa beban. Karena pemimpinnya sadar bahwa rakyat adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

So, untuk kita para generasi muda, pelajari inspirasi hijrah tadi. Gunakan masa muda yang telah Allah berikan untuk membuat sebuah karya yang bermanfaat–bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk umat di seluruh penjuru bumi.

Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis adalah Siswi MAN 1 Kota Batam