
J5NEWSROOM.COM, Batam – Rombongan siswa Sekolah Global Indo Asia (SGIA) disambut haru oleh keluarga di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Selasa (8/7/2025) malam, usai meraih prestasi gemilang dalam dua kompetisi paduan suara internasional di Austria dan Jerman. Mereka membawa pulang lima medali emas dan satu gelar Grand Champion.
Tepat pukul 19.00 WIB, kapal yang membawa rombongan siswa Sekolah Global Indo Asia (SGIA) merapat di dermaga. Begitu pintu imigrasi terbuka, sorak-sorai menyambut langkah-langkah kecil anak-anak berseragam yang menenteng koper. Perhatian penumpang lain pun sejenak teralih.
Tak ada seremoni resmi, karpet merah, atau sambutan dari pejabat. Namun, kalungan bunga dan pelukan hangat cukup menggambarkan makna kepulangan itu. Sebab di balik senyum mereka, tersimpan cerita luar biasa: perjuangan anak-anak Batam mengharumkan nama Indonesia di dua negara Eropa.
Lima Medali Emas dan Satu Grand Champion
Paduan suara Global Indo Asia Children’s Choir baru saja meraih pencapaian gemilang di dua ajang bergengsi Eropa, membawa pulang lima medali emas dan satu gelar Grand Champion dari dua negara berbeda.
Di ajang Salzburg International Choral Celebration and Competition di Austria, 26–30 Juni 2025, mereka menyabet:
- Juara 1 Kategori Paduan Suara Anak (Nilai: 25,67 – Diploma Emas Level VI)
- Juara 2 Kategori Folklore (Nilai: 23,96 – Diploma Emas Level IV)
- Grand Prix Champion (Juara Umum)
Perjalanan berlanjut ke Jerman. Di The 13th Johannes Brahms Choir Competition and Festival di Wernigerode, 2–6 Juli 2025, kembali prestasi diraih:
- Juara 1 Kategori Paduan Suara Anak (Nilai: 25,11 – Diploma Emas Level V)
- Juara 1 Kategori Pop and Jazz A Cappella (Nilai: 23,94 – Diploma Emas Level IV)
- Penghargaan Khusus untuk Penampilan Terbaik Lagu Tradisional “Janger”
- Finalis Grand Prix
Sebanyak 45 siswa, dari kelas 3 hingga kelas 10, bersama pelatih, guru, dan orang tua, menjelajahi dua panggung dunia hanya dalam kurun waktu kurang dari dua pekan.

Perjalanan Tak Selalu Mulus
Shika Fitrianinsih, salah satu orang tua, tak kuasa menahan tangis saat memeluk putrinya, Balqis Ixoraniah Bethell (Yoya), siswi kelas 6 SD. “Jerman bukan tempat dekat. Saya sempat cemas saat mendengar anak-anak tertahan di Doha. Tapi semua terbayar mereka pulang dengan selamat dan membawa kebanggaan,” ujarnya dengan suara bergetar.
Kisah perjuangan tak berhenti di atas panggung. Daniel Dasalak, Choir Director sekaligus Kepala Sekolah SMP SGIA, menegaskan bahwa seluruh proses ini digerakkan oleh semangat kolektif dari komunitas sekolah dan orang tua.
“Tak ada dukungan dana dari pemerintah. Semua dari orang tua, sponsor, dan yayasan. Tapi semangat anak-anak dan keluarga jadi kekuatan utama kami,” kata Daniel.
Pihak sekolah, lanjutnya, sejak awal telah menyampaikan rencana ini ke Pemerintah Kota Batam. Meski tanpa bantuan finansial, dukungan moral tetap mereka rasakan. “Ini semua karena campur tangan Tuhan. Meski panjang dan melelahkan, semangat anak-anak tak pernah padam. Justru dari semangat merekalah kami mendapat energi,” ujarnya.
Membawa Budaya Indonesia ke Dunia
Sejak didirikan pada 2022 pasca pandemi, Global Indo Asia Children’s Choir terus mencatat prestasi. Mereka sempat berjaya di Singapore International Choral Festival 2023, lalu meraih medali emas dan perak di World Choir Games, Selandia Baru (2024). Namun tahun ini menjadi puncak capaian.
Mereka tampil sejajar dengan kelompok dari Jerman, Polandia, Ghana, hingga Swedia. Penampilan lagu tradisional Indonesia “Janger” bahkan mendapat pengakuan tersendiri dari juri.
“Bukan soal piala semata. Kami ingin anak-anak belajar kerja keras, cinta budaya, dan bangga menjadi bagian dari Indonesia,” tegas Daniel.
Target Berikutnya: Swedia
Prestasi Eropa bukan akhir perjalanan. Daniel memastikan latihan akan berlanjut. Target mereka berikutnya kompetisi paduan suara internasional di Swedia tahun depan.
Di tengah sistem pendidikan yang sering bergantung pada fasilitas dan dukungan negara, kisah anak-anak Batam ini menjadi bukti: dengan tekad, kerja sama, dan cinta terhadap budaya, anak-anak Indonesia bisa menembus panggung dunia dari sebuah pulau kecil bernama Batam.
Editor: Agung

