
J5NEWSROOM.COM, Program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto diduga tercemar oleh oknum internal Badan Gizi Nasional (BGN) yang berperilaku manipulatif. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Observo Center, Muhammad Arwani Deni, dalam pernyataannya pada Rabu malam, 9 Juli 2025.
Arwani menyebut, program MBG merupakan langkah mulia untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak Indonesia. Namun sayangnya, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab dalam tubuh pelaksana teknis yang justru merusak program tersebut dari dalam.
“Masih ada ‘Sengkuni’ dalam sistem yang menghambat niat baik Presiden. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Oknum yang dimaksud disebut-sebut merangkap jabatan sebagai pejabat bidang kerja sama di BGN dan Tim Verifikasi MBG di sejumlah daerah. Berdasarkan laporan lapangan yang diterima Observo, oknum ini memperlambat verifikasi dapur umum MBG di berbagai wilayah, mulai dari Lampung hingga Sulawesi dan Maluku, padahal dapur-dapur tersebut sudah siap beroperasi.
“Alasannya klasik, slot verifikasi penuh, padahal belum ada dapur yang jalan. Ini sabotase, bukan sekadar keterlambatan administratif,” tegas Arwani.
Lebih jauh, oknum tersebut juga diduga mengatur pengadaan perlengkapan seperti ompreng dan peralatan dapur lainnya, yang harus melalui sang istri dengan harga di atas pasar. Bahkan, muncul dugaan adanya permintaan fee Rp1.000 hingga Rp2.000 per porsi dari tiap dapur yang disetujui.
“Ini sudah masuk ranah penyalahgunaan wewenang dan indikasi korupsi. Terlebih lagi dilakukan oleh aparat negara yang aktif bertugas,” tambah Arwani.
Observo Center mendesak aparat penegak hukum segera turun tangan dan mengusut tuntas dugaan penyimpangan tersebut. Arwani menegaskan, bila tindakan seperti ini terus dibiarkan, kepercayaan publik terhadap program-program unggulan Presiden bisa rusak.
“Presiden Prabowo harus dilindungi dari pengkhianatan para mafia birokrasi. Tidak boleh ada ruang bagi pelaku kecurangan dalam program nasional,” tutupnya.
Sementara itu, pihak redaksi berupaya menghubungi BGN untuk mendapatkan tanggapan resmi atas tuduhan tersebut. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan dari pihak internal BGN.
Editor: Agung

