
J5NEWSROOM.COM, Makassar – Di sore yang hangat pada pertengahan Juli itu, langit Makassar mulai menguning. Lalu lintas di sekitar Jalan Urip Sumoharjo perlahan padat, namun suasana di lantai atas Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan tetap tenang. Di sebuah ruangan yang sederhana namun berwibawa, berlangsung pertemuan dua sosok yang berbeda latar belakang namun langsung terasa klop dalam satu semangat: berbagi inspirasi dan keteladanan.
Dialah Dr Aqua Dwipayana, pakar komunikasi dan motivator nasional yang telah melanglang buana ke berbagai institusi di Indonesia. Baru saja mendarat dari Kendari, pria ramah itu langsung mengagendakan silaturahim ke Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulsel, Agus Salim. Tanpa basa-basi panjang, obrolan pun mengalir penuh kehangatan.
“Rasanya seperti bertemu sahabat lama,” ujar Dr Aqua saat mengenang pertemuan itu. “Langsung akrab, tanpa sekat.”
Agus Salim menyambut dengan tangan terbuka. Didampingi Asisten Tindak Pidana Khusus, Jabal Nur Manrapi, ia menjamu tamunya dengan penuh keterbukaan. Namun, lebih dari sekadar pertemuan formal, sesi itu berubah menjadi ruang berbagi kisah yang dalam dan menyentuh.
Selama lebih dari satu setengah jam, Dr Aqua menyimak dengan seksama setiap potongan kisah yang dituturkan Kajati Sulsel. Tentang lika-liku karier, tantangan dalam menegakkan hukum, serta nilai-nilai hidup yang membentuknya menjadi pemimpin yang bersahaja dan tegas.
“Seluruhnya penuh makna. Semua cerita Pak Agus Salim adalah daging. Sarat gizi bagi siapa pun yang ingin belajar tentang integritas dan kepemimpinan,” tutur Dr Aqua, antusias.
Agus Salim, yang dikenal tak banyak bicara di ruang publik, ternyata menyimpan banyak kisah yang menginspirasi. Tentang keberaniannya dalam menangani perkara-perkara besar. Tentang prinsip hidup yang ia pegang teguh: menegakkan kebenaran tanpa pandang bulu.
Melihat begitu berharganya kisah-kisah itu, Dr Aqua menyampaikan sebuah usulan yang mengejutkan sekaligus menggugah.
“Pak Agus, semua cerita ini harus dibukukan. Jangan sampai hanya berhenti di ruang ini. Banyak generasi muda yang butuh teladan nyata seperti Anda,” katanya penuh keyakinan.
Sang Kajati tampak merenung sejenak. Senyum tersungging. Tampaknya usulan itu menyentuh nurani.
Sebagai seorang ayah dari tiga anak, Agus Salim paham betul pentingnya meninggalkan jejak yang bisa dikenang dan diambil hikmahnya. Ia pun mengakui, masukan dari Dr Aqua membuka cakrawala baru baginya. Ia tertarik dan tengah mempertimbangkannya dengan serius.
“Semoga ini bisa segera terwujud,” kata Dr Aqua, seraya mengakhiri pertemuan dengan doa tulus, Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin…
Pertemuan singkat itu barangkali akan segera berlalu dari kalender, namun kisah dan inspirasinya akan tinggal lama di ingatan. Dua tokoh dari dunia yang berbeda namun dipertemukan dalam satu semangat luhur: berbagi nilai-nilai kebaikan.
Agus Salim dan Dr Aqua, masing-masing telah menapaki jalan mereka sendiri. Namun hari itu, di Kota Makassar, keduanya mencatatkan sebuah pertemuan yang mungkin akan menjadi awal dari karya yang lebih besar — buku yang akan menjadi warisan keteladanan bagi bangsa ini.
Editor: Agung

