
J5NEWSROOM.COM, Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, menyoroti pengunduran diri 160 guru dari program Sekolah Rakyat secara serentak. Menurutnya, fenomena ini mencerminkan bahwa pembangunan infrastruktur dasar belum menjadi prioritas dalam pelaksanaan program tersebut. Irine menekankan bahwa fasilitas seperti air bersih, sanitasi, listrik, dan akses jalan harus dianggap sebagai kebutuhan pokok, bukan sekadar pelengkap. Ia mempertanyakan bagaimana guru bisa bertahan mengajar jika ditempatkan di lokasi yang bahkan kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi.
Irine menilai mundurnya ratusan guru ini menegaskan persoalan yang selama ini dikhawatirkan Komisi V, yakni lemahnya perencanaan lintas sektor dalam proyek Sekolah Rakyat. Ia meminta agar peristiwa ini menjadi bahan evaluasi dan perbaikan menyeluruh, khususnya terkait pemenuhan infrastruktur dasar. Irine juga menyinggung kondisi di daerah pemilihannya di Maluku Utara, dan meminta pemerintah melalui kementerian terkait agar tidak membiarkan kampung-kampung di sekitar Sekolah Rakyat terus tertinggal.
Sebagaimana diketahui, 160 guru yang semula akan ditugaskan di Sekolah Rakyat memilih mundur karena lokasi penempatan yang jauh dari tempat tinggal mereka. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menjelaskan bahwa faktor jarak menjadi alasan utama pengunduran diri tersebut. Perekrutan guru untuk program ini telah diatur oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan KemenPANRB. Hingga kini, telah dibangun 100 Sekolah Rakyat di berbagai wilayah Indonesia dengan jumlah siswa lebih dari 9.700 orang dari berbagai jenjang pendidikan.
Editor: Agung

