Kapolda Sulsel Silaturahmi dengan Dekan Fikom Unpad dan Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana

Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono saat menjamu Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Bandung Prof Dadang Rahmat Hidayat serta jajarannya. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Makassar – Sinar lampu menerangi ruang makan Resto New Aroma Labakkang, Rabu malam (30/7/2025). Di balik meja panjang yang tertata hangat, suasana penuh kekeluargaan terbangun perlahan. Gelak tawa sesekali pecah, diselingi decak kagum, dan sesekali sunyi menyergap saat sebuah kisah mengalir — kisah yang bukan sekadar cerita, melainkan potret keteguhan jiwa.

Adalah Irjen Pol Rusdi Hartono, Kapolda Sulawesi Selatan, yang malam itu menjamu tamu istimewa — Prof Dadang Rahmat Hidayat, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, beserta rombongan akademisi dari kampus ternama di Bandung itu.

Mereka bukan sekadar hadir untuk menjalin silaturahmi. Malam itu menjadi panggung perjumpaan batin antara intelektualitas kampus dan ketangguhan aparat yang pernah meniti garis batas antara hidup dan mati.

Di tengah sajian khas Makassar yang menggoda selera, Prof Dadang dan jajarannya — Centurion Chandratama Priyatna, Ph.D., Dr Sri Seti Indriani, Dr Ilham Gemiharto, dan FX. Ari Agung Prastowo, S.Sos., M.I.Kom — tak pernah menduga bahwa mereka akan menjadi saksi dari sebuah kesaksian hidup yang mengguncang emosi.

Cerita itu mengalir pelan dari sosok tenang Irjen Rusdi. Dengan suara yang tidak meninggi, ia mengisahkan kembali peristiwa naas yang nyaris merenggut nyawanya: kecelakaan helikopter Super Bell 3001 milik Polri pada Minggu, 19 Februari 2023, di perbukitan terpencil Muaro Emat, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Dalam keterbatasan komunikasi, cuaca yang tak bersahabat, dan luka yang ia derita, Irjen Rusdi bersama timnya bertahan selama lebih dari 20 jam di lokasi yang jauh dari jangkauan.

“Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk hidup dan kembali menjalankan amanah,” ucapnya lirih. Tak ada nada dramatis. Namun justru dari kesahajaan itu, kekuatan besar terpancar.

Malam terus beranjak. Namun, tak satu pun dari para tamu ingin kisah itu cepat usai. Dr Aqua Dwipayana, pakar komunikasi yang turut hadir dan menjadi penghubung antara Prof Dadang dan Irjen Rusdi, tampak ikut hanyut dalam atmosfer haru dan takzim.

“Jarang ada pemimpin yang menyampaikan pengalaman traumatis dengan ketenangan seperti itu,” ujar Prof Dadang usai mendengar kisah tersebut.

Ketabahan Rusdi, menurutnya, bukan hanya menjadi cermin pribadi seorang jenderal polisi, tetapi juga refleksi dari karakter pemimpin yang matang, spiritual, dan tangguh.

Sore sebelumnya, pertemuan ini tak dirancang untuk menjadi forum cerita heroik. Namun takdir bicara lain. Di atas meja makan, lahir dialog batin yang mengendap dalam.

Pertemuan Hati, Bukan Sekadar Silaturahmi

Tak lama berselang, Regional CEO Region X Bank Mandiri, Atta Alva Wanggai, turut bergabung dalam jamuan tersebut. Suasana makin hangat, dan diskusi mengalir ke berbagai tema — dari penguatan literasi komunikasi publik hingga kolaborasi antara akademisi dan kepolisian dalam memperkuat ketahanan sosial.

Namun, tetap saja, benang merah malam itu tak bisa dipisahkan dari satu hal: kehidupan yang nyaris hilang dan kini dipersembahkan kembali untuk pengabdian.

Sebagaimana malam itu ditutup dengan doa dan ucapan syukur, pertemuan tersebut pun meninggalkan jejak dalam hati mereka yang hadir. Kisah dari Muaro Emat bukan sekadar memori, melainkan pelajaran hidup.

Dalam kesederhanaan suasana, tersimpan kekuatan. Dan dari seorang Kapolda, para cendekia dari kampus ternama itu belajar — bahwa dalam hidup, bukan hanya gelar dan jabatan yang bicara. Tetapi ketabahan, keikhlasan, dan rasa syukur yang menghidupi.

Editor: Agung