
J5NEWSROOM.COM, Harga tembaga di London Metal Exchange (LME) menguat pada perdagangan Senin, 4 Agustus 2025, seiring pelemahan Dolar Amerika Serikat (AS) yang dipicu data ketenagakerjaan AS di bawah ekspektasi. Situasi ini meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan memangkas suku bunga pada September mendatang.
Tercatat, harga tembaga kontrak tiga bulan di LME naik sebesar 0,3 persen menjadi 9.663 Dolar AS per metrik ton. Sementara itu, kontrak tembaga teraktif di Shanghai Futures Exchange berada di kisaran 78.230 Yuan, setara dengan 10.887,96 Dolar AS per ton.
Indeks Dolar AS melemah 0,4 persen terhadap enam mata uang utama dunia, membuat aset yang dihargai dalam Dolar menjadi lebih murah bagi investor global yang memegang mata uang lainnya.
Dari sisi suplai, perusahaan tambang tembaga asal Cile, Codelco, mengurangi kegiatan ekstraksi di tambang El Teniente pasca kecelakaan kerja yang merenggut korban jiwa. Meski begitu, fasilitas konsentrator dan peleburan tetap beroperasi, menurut keterangan serikat pekerja.
Di sisi lain, langkah mengejutkan dari Presiden Donald Trump yang mengecualikan logam olahan dari tarif impor 50 persen menyebabkan harga tembaga di bursa Comex anjlok hingga 23 persen dalam sepekan terakhir. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa stok tembaga di gudang COMEX akan diekspor kembali ke pasar global dan menekan harga acuan internasional, ungkap analis ANZ.
Untuk logam lainnya, harga di LME terpantau stabil. Aluminium berada di angka 2.566 Dolar AS per ton, nikel naik 0,2 persen menjadi 15.020 Dolar AS, timbal menguat 0,2 persen ke level 1.974,50 Dolar AS, sementara seng tetap di posisi 2.726,50 Dolar AS.
Di bursa Shanghai, aluminium turun 0,1 persen menjadi 20.450 Yuan, nikel naik tipis 0,1 persen ke 120.140 Yuan, dan seng turun 0,8 persen ke level 22.175 Yuan.
Editor: Agung

