STIQ Kepri Kembali Selenggarakan KKN Internasional di Malaysia

Inilah para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Kepulauan Riau (Kepri) yang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Malaysia. (Foto: Humas STIQ Kepri)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Kepulauan Riau kembali mengirimkan mahasiswanya untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Malaysia. Ini merupakan tahun kedua STIQ Kepri menyelenggarakan program lintas negara yang bertujuan memberikan pengalaman pengabdian, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai Qur’ani di negeri jiran.

Sebanyak puluhan mahasiswa angkatan XI diberangkatkan secara resmi pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Program ini dijadwalkan berlangsung selama 10 hari, hingga 13 Agustus 2025, dengan berbagai agenda kegiatan yang mencakup edukasi Al-Qur’an, pelatihan tajwid dan tahsin, serta pembangunan jejaring dakwah antar-negara.

Wakil Ketua I STIQ Kepri, Dr. Zufriyatun, M.Pd.I., menyatakan bahwa KKN di Malaysia ini menjadi ruang aktualisasi penting bagi mahasiswa untuk menghadapi langsung realitas sosial keagamaan di lingkungan multikultural.

“Mahasiswa tidak hanya belajar teori di bangku kuliah, tapi juga mengalami langsung dinamika masyarakat Muslim di Malaysia. Ini akan sangat membantu membentuk karakter dakwah yang inklusif, luwes, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Qur’ani,” ujar Dr. Zufriyatun kepada J5NEWSROOM.COM, seusai pelepasan mahasiswa.

Kegiatan KKN tahun ini dipusatkan di sejumlah rumah tahfiz dan komunitas Muslim di wilayah Malaysia yang memiliki konsentrasi tinggi pada pendidikan agama. Mahasiswa akan terlibat langsung dalam mengajar baca tulis Al-Qur’an, memberikan bimbingan tajwid dan tahsin, serta menyelenggarakan kajian keislaman harian.

Direktur Pascasarjana STIQ Kepri sekaligus Direktur Qur’an Center Kepulauan Riau, Dr. H. Mahadi Rahman, SQ, M.Pd.I, menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya, KKN di luar negeri adalah bentuk keseriusan STIQ Kepri dalam mencetak kader dakwah berskala global.

“Melalui program ini, mahasiswa STIQ tidak hanya mengajar, tapi juga membangun jejaring, menjalin kerja sama antar-lembaga pendidikan Islam, dan membuka jalan diplomasi dakwah yang konstruktif. Ini adalah wujud kontribusi nyata kita sebagai bagian dari umat Islam dunia,” terang Dr. Mahadi.

Kegiatan KKN ini memiliki agenda harian yang padat dan terstruktur, mulai dari salat berjamaah dan kajian ba’da subuh, pelatihan keagamaan bagi berbagai jenjang usia, hingga kegiatan sosial seperti gotong royong dan perlombaan keislaman. Salah satu agenda unggulan adalah malam ramah tamah dan penutupan yang dirancang sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat lokal dan peserta lomba yang ikut berpartisipasi.

Program KKN Internasional ini diharapkan tidak hanya memberi pengalaman lapangan bagi mahasiswa, tetapi juga memperkuat relasi keilmuan dan ukhuwah Islamiyah antara Indonesia dan Malaysia.

Editor: Agung