
J5NEWSROOM.COM, Ternate – Di tengah langit Ternate yang bersih dan angin laut yang tenang, satu pertemuan bermakna terjadi pada Rabu siang (13/8/2025). Bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan jalinan silaturahim antara dua pribadi yang berasal dari jalur kehidupan berbeda, namun memiliki satu kesamaan: komitmen pada nilai, kerja keras, dan kerendahan hati.
Siang itu, sekitar pukul 11.30 WIT, Kapolda Maluku Utara Irjen Pol Waris Agono menerima tamu istimewa di kantornya. Seorang pengusaha sukses nasional yang tengah berkunjung ke Ternate, Roberth Tanamal, datang menyambangi sang jenderal. Pertemuan keduanya bukan hasil agenda resmi atau protokoler ketat, melainkan buah dari jaringan persahabatan dan saling percaya.
Sang perantara adalah Dr Aqua Dwipayana, pakar komunikasi sekaligus motivator nasional, yang sejak pagi hari telah menghubungi Waris melalui pesan singkat. Aqua, yang akan mengisi sesi komunikasi di PT Timah, Bangka, pagi itu menitipkan pesan kepada sahabatnya di Maluku Utara:
“Assalamu’alaikum Uda Aqua, mohon izin, tadi siang pukul 11.30 WIT saya sudah jumpa dengan Bapak Roberth Tanamal di kantor,” tulis Waris, melaporkan pertemuan itu dengan nada yang bersahabat.
Bagi Waris, pertemuan semacam itu bukan hal baru. Dalam riwayat panjangnya sebagai anggota Korps Brimob—hingga menduduki posisi tertinggi di jajaran Polda Maluku Utara—ia terbiasa membuka ruang dialog, bahkan untuk hal-hal yang tak resmi. Tapi kali ini berbeda. Tamu yang datang bukan hanya sekadar pengusaha, melainkan sahabat dekat dari orang yang sangat ia hormati: Dr Aqua.
Dari Brimob ke Polda, Dari Lapangan ke Hati
Irjen Waris Agono bukan sosok jenderal yang senang menonjolkan pangkat. Di kalangan rekan sejawat, ia dikenal santun, sederhana, dan jauh dari gaya flamboyan. Puluhan tahun ia mengabdi di lapangan sebagai anggota Brimob, menghadapi situasi genting, menangani konflik, hingga berjibaku dalam penugasan berat di berbagai wilayah Indonesia.
Namun pengalaman panjang itu justru membentuk karakter Waris: bersahaja namun tegas, penuh empati namun tak kehilangan prinsip. Maka ketika pesan Dr Aqua datang, Waris tak perlu berpikir panjang. Ia meminta nomor kontak Roberth, dan langsung mengatur waktu untuk bertemu.
“Silaturahim itu tak hanya memperpanjang umur, tapi juga memperluas jalan kebaikan,” ucap Waris suatu kali dalam diskusi informal. Ungkapan yang tampaknya ia pegang teguh hingga kini.
Di sisi lain, Roberth Tanamal bukan pengusaha yang mengandalkan koneksi. Ia meniti karier dari bawah, jatuh bangun dalam membangun usahanya. Namun satu hal yang tak pernah hilang darinya adalah kesadaran untuk tetap membumi, mengingat asal, serta menghormati orang-orang yang ia temui dalam perjalanan hidupnya.
Setelah pertemuan dengan Irjen Waris, Roberth menyampaikan kesan yang mendalam. Ia kagum, bukan karena jabatan jenderal di hadapannya, tapi karena kerendahan hati dan ketulusan sambutan yang ia terima.
“Pak Waris luar biasa. Beliau menyambut dengan hangat, padahal kami belum pernah bertemu sebelumnya,” ujar Roberth kepada Dr Aqua sesudahnya.
Bagi Roberth, pertemuan itu bukan sekadar formalitas, tapi pengingat bahwa masih banyak pemimpin di negeri ini yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam setiap langkah tugasnya.
Di balik layar perjumpaan ini, Dr Aqua Dwipayana berperan sebagai jembatan. Sosok yang selama ini dikenal sebagai motivator dan pakar komunikasi, Aqua justru lebih sering bergerak dalam diam. Ia kerap menjalin hubungan lintas profesi dan lintas daerah, mempertemukan orang-orang baik agar lahir kebaikan yang lebih luas.
Bagi Aqua, silaturahim adalah energi sosial yang tak ternilai. Maka ketika Waris dan Roberth akhirnya bersua, ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagia.
“Alhamdulillah… saya bersyukur bisa mempertemukan dua sosok hebat yang saya hormati,” tulisnya, singkat namun penuh makna.
Dalam budaya Timur, terutama di Indonesia, pertemuan bukan sekadar perjumpaan fisik. Ia adalah pertautan niat, pertukaran nilai, dan penguatan kepercayaan. Pertemuan Irjen Waris dan Roberth Tanamal menggambarkan bahwa ruang-ruang silaturahim masih hidup—di balik gemuruh politik, angka-angka bisnis, dan rutinitas birokrasi.
Dan mungkin, dalam dunia yang semakin cepat dan sibuk, pertemuan seperti ini adalah pengingat: bahwa kebaikan masih bertumbuh, dalam ketulusan sambutan dan kesederhanaan hati.
Di tengah gempuran teknologi dan komunikasi digital, silaturahmi tetap menjadi jembatan yang paling kokoh. Sebab ia tidak hanya menghubungkan manusia, tapi juga mempertautkan nilai-nilai kemanusiaan yang sering terabaikan.
Editor: Agung

