
J5NEWSROOM.COM, Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Whoosh, terus menyisakan tantangan keuangan terhadap PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dalam laporan keuangan konsolidasi per Juni 2025, KAI mencatat kerugian sekitar Rp951 miliar dari kepemilikan saham mayoritasnya di konsorsium pengelola. Keseluruhan kerugian yang ditanggung KAI dari proyek ini hingga semester I diperkirakan mencapai Rp1 triliun, angka yang terus membesar dibandingkan periode sebelumnya.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut bahwa beban utang dan kerugian dari proyek Whoosh adalah ‘bom waktu’ yang dapat mengguncang stabilitas keuangan BUMN. Ia juga menegaskan bahwa KAI akan bekerja sama dengan lembaga pengelola investasi negara, Danantara, sebagai langkah strategis untuk mencari solusi dan menyelamatkan neraca keuangan perusahaan.
Pihak DPR turut menyoroti kondisi ini. Anggota Komisi VI, Darmadi Durianto, mengingatkan bahwa proyek ini berpotensi membahayakan eksistensi KAI bila tidak segera ditangani secara serius. Kerugian yang terus bertambah harus dikelola dengan strategi yang terintegrasi, agar proyek kereta cepat tidak justru menjadi beban yang menjerat.
Editor: Agung