
J5NEWSROOM.COM, Seorang menteri senior Israel dilaporkan menginstruksikan panglima militernya untuk memperketat pengepungan di Jalur Gaza. Instruksi tersebut mencakup langkah untuk menutup rapat akses masuk bantuan, sehingga warga sipil di wilayah itu semakin terdesak oleh kelangkaan makanan dan kebutuhan pokok.
Kebijakan ini menuai sorotan tajam dari dunia internasional. Banyak pihak menilai langkah Israel sama saja dengan menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, yang bertentangan dengan hukum humaniter internasional. Organisasi kemanusiaan pun memperingatkan bahwa situasi di Gaza kian memburuk dan berpotensi menimbulkan krisis kemanusiaan besar.
Dalam beberapa bulan terakhir, blokade Israel terhadap Gaza memang semakin ketat. Pasokan air, listrik, hingga obat-obatan dibatasi dengan alasan keamanan. Namun, kebijakan ini dianggap justru menambah penderitaan warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak, yang paling rentan terhadap dampak kelaparan dan kekurangan gizi.
Pihak-pihak internasional, termasuk lembaga kemanusiaan global, mendesak agar jalur distribusi bantuan segera dibuka. Mereka menekankan bahwa akses kemanusiaan tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar dalam konflik bersenjata. Situasi di Gaza disebut berada di ambang krisis besar jika blokade tidak segera dilonggarkan.
Editor: Agung

