
J5NEWSROOM.COM, Pengamat politik Remy Nurhayati menyatakan bahwa pemerintah belum benar-benar menyentuh akar masalah di balik gelombang demonstrasi yang berlangsung belakangan ini. Menurutnya, respons yang diberikan cenderung reaktif—cepat menenangkan situasi namun minim solusi struktural yang bisa mencegah konflik serupa terulang.
Remy menilai bahwa demonstrasi bukan sekadar tentang harga tunjangan anggota DPR atau penanganan satu insiden tragis—melainkan ekspresi dari ketimpangan sosial, kemarahan terhadap ketidakadilan politik, dan krisis ketimpangan ekonomi yang menahun. Ia menambahkan bahwa kegagalan merespons akar persoalan tersebut dapat menghasilkan ketidakstabilan jangka panjang.
Menurutnya, pemerintah seharusnya membuka ruang dialog terbuka, misalnya melalui dengar pendapat atau pembentukan tim kerja khusus yang bisa menampung tuntutan rakyat secara substantif. Penekanan ini tidak hanya mengurai konflik, tetapi juga memperkuat pondasi demokrasi partisipatif di tengah ketidakpercayaan publik yang meningkat terhadap berbagai institusi.
Remy mengingatkan bahwa zina politik—di mana elite terbukti hanya responsif saat diserang oleh publik, tapi abai terhadap akar masalah—adalah jalan menuju krisis legitimasi. Ia berharap pemerintah segera melakukan introspeksi menyeluruh dan membangun kebijakan reformis yang merespons kebutuhan mendasar rakyat.
Editor: Agung

