Penanganan Banjir Batam Diperkuat, Claudia: Kami Serius, Tapi Bukan Power Rangers

Wali Kota Batam sekaligus kepala BP Batam, Amsakar Achmad dalam forum bersama awak media di Gedung Pemko Batam, Rabu (3/9/2025). (Foto: Adil/J5newsroom)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Pemerintah Kota Batam bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam menegaskan komitmennya dalam menangani persoalan banjir yang hingga kini masih menjadi tantangan utama di sejumlah kawasan. Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, menyebut penyelesaian banjir tidak bisa dilakukan secara instan karena memerlukan proses panjang, anggaran besar, serta keterlibatan semua pihak.

“Banjir di Batam bukan hanya soal hujan. Kita dikelilingi laut, dan ketika pasang, air bisa masuk ke daratan. Jadi, penyebabnya juga karena kondisi geografis,” ujar Claudia dalam forum bersama awak media di Gedung Pemko Batam, Rabu (3/9/2025).

Ia menjelaskan, berdasarkan penyisiran terbaru di sembilan kecamatan di wilayah Mainland, jumlah titik banjir meningkat dari semula 103 menjadi lebih dari 200 titik. Oleh karena itu, Pemko dan BP Batam kini memprioritaskan penanganan pada titik-titik besar agar dampaknya turut mengurangi genangan di lokasi lain.

“Langkah awal kami fokus pada titik banjir besar. Kami juga mengajak perusahaan-perusahaan sekitar untuk turut serta dalam penanganan,” jelas Claudia.

Selain faktor curah hujan dan pasang laut, Claudia menyoroti perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan sebagai penyebab utama tersumbatnya saluran air. Ia menegaskan pentingnya kesadaran kolektif agar upaya teknis pemerintah bisa berjalan maksimal.

“Saya minta ke warga, jangan buang sampah ke sungai. Itu salah satu penyebab utama banjir. Kita kerja keras, tapi kalau masyarakat enggak peduli, susah juga,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa sejumlah infrastruktur, seperti jembatan yang terlalu rendah dan menutup aliran air, akan ditinggikan untuk memperlancar aliran. Namun, ia meminta masyarakat bersabar karena seluruh program harus melalui tahapan penganggaran dalam APBD murni maupun perubahan.

“Semua ini butuh proses dan anggaran. Kami bukan swasta yang bisa langsung kerjakan. Tapi percayalah, dua tahun lagi insya Allah akan jauh lebih baik,” ucap Claudia, disambut tawa saat mengatakan, “Kami serius bekerja, tapi kami bukan power rangers.”

Tak lupa, Claudia juga mengkritisi pola pembangunan Batam di masa lalu yang menurutnya kurang terencana, sehingga menyebabkan banyak masalah lingkungan yang kini harus diperbaiki.

“Saat ini kami tidak lagi bisa bekerja sembarangan. Semua harus berdasarkan perencanaan dan skala prioritas. Dan kami terbuka terhadap kritik, asalkan kritik yang membangun,” tambahnya.

Dengan kerja sama antara Pemko, BP Batam, dan masyarakat, Claudia optimistis banjir di Batam bisa ditangani secara bertahap dan berkelanjuta

Editor: Agung