
J5NEWSROOM.COM, Penetapan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook yang menelan anggaran sekitar Rp 9,3 triliun menuai sorotan tajam. Publik menilai kasus ini tidak boleh berhenti hanya pada mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tersebut.
Pakar komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menegaskan Kejaksaan Agung harus berani mendalami keterlibatan pihak lain di balik pengadaan tersebut. Menurutnya, penyelidikan tidak cukup hanya menyentuh Nadiem, karena ada kemungkinan keterkaitan dengan Presiden Joko Widodo.
Jamiluddin menduga adanya motif khusus dalam pemilihan perangkat Chromebook yang digunakan dalam program pengadaan. Ia menilai keputusan itu tidak lepas dari kebijakan Presiden yang menunjuk Nadiem sebagai menteri, sehingga patut diselidiki apakah terdapat pengaruh atau arahan langsung dari presiden dalam proses tersebut.
Ia menambahkan, pemeriksaan terhadap Presiden Jokowi penting dilakukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas hukum. Tanpa langkah itu, kasus ini dikhawatirkan akan menimbulkan persepsi tebang pilih yang merugikan kredibilitas Kejaksaan Agung.
Lebih lanjut, Jamiluddin menekankan bahwa keberanian Kejaksaan Agung mengusut tuntas kasus ini akan menjadi tolok ukur penegakan hukum di Indonesia. Jika semua pihak yang diduga terkait diperiksa, publik akan melihat adanya komitmen nyata dalam pemberantasan korupsi. Namun, jika penyidikan berhenti di Nadiem semata, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga hukum bisa semakin merosot.
Editor: Agung