
J5NEWSROOM.COM, Serangan udara Israel terhadap para pemimpin politik Hamas di Doha, Qatar, bukan hanya memicu ketegangan geopolitik, tetapi juga mengguncang pasar mata uang kripto global secara signifikan. Reuters melaporkan bahwa harga Bitcoin dan Ethereum turun lebih dari satu persen dalam waktu singkat setelah serangan dilakukan.
Salah satu platform pelacak perdagangan kripto, Coinglass, mencatat lebih dari 52 juta dolar AS dalam posisi leverage terbuka (long) terpaksa dilikuidasi dalam tempo satu jam. Dari jumlah tersebut, Ethereum menyumbang sekitar 11,9 juta dolar dari jumlah likuidasi, sementara Bitcoin sekitar 10,5 juta dolar.
Analis pasar menyebut bahwa produk safe-haven seperti emas justru melonjak nilainya. Gold mencapai titik tertinggi sepanjang masa, sementara harga minyak mentah juga naik hampir satu dolar per barel—mencerminkan keresahan investor terhadap ketidakpastian geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Menariknya, aset kripto bereaksi seperti aset berisiko tinggi (high-beta asset), meski disebut sebagai ‘emas digital’. Saat konflik berlangsung, investor tampak berpindah ke instrumen safer seperti stablecoins atau logam mulia, bukan bertahan di Bitcoin atau Ethereum.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa, meski diklaim sebagai alternatif safe-haven, kripto masih sangat rentan terhadap guncangan geopolitik skala global. Investor kini lebih cenderung memperlakukan Bitcoin dan Ethereum sebagai aset spekulatif jangka pendek ketimbang pelindung nilai jangka panjang.
Editor: Agung

