
J5NEWSROOM.COM, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat bahwa demonstrasi yang berlangsung pada akhir Agustus 2025 muncul sebagai respons atas tekanan ekonomi yang sudah lama dirasakan masyarakat. Ia menyebut bahwa lambatnya pemulihan ekonomi dan kebijakan yang dianggap belum optimal ikut memperparah situasi.
Menurut Purbaya, salah satu penyebab utama kondisi ini adalah perlambatan belanja pemerintah. Ia menyatakan bahwa dana pemerintah yang masih tersimpan di Bank Indonesia tidak segera bergerak ke sektor riil, sehingga peredaran uang di sistem ekonomi menjadi terbatas.
Purbaya juga menyebut bahwa pertumbuhan uang primer (base money) sempat meningkat sekitar April 2025 menjadi sekitar tujuh persen, tetapi kembali merosot dan bahkan mendekati nol pada Agustus. Ia menilai bahwa kondisi likuiditas yang kering ini membuat sektor usaha sulit untuk bergerak, terutama di industri dan perdagangan.
Ia mengingatkan bahwa meskipun suku bunga rendah, kebijakan fiskal dan moneter yang terlalu ketat dapat membuat uang yang beredar tidak cukup untuk menjaga aktivitas ekonomi. Imbasnya, daya beli turun, pengusaha lebih hati-hati untuk berinvestasi, dan masyarakat mulai merasakan tekanan harga dan pengangguran.
Untuk mengatasi hal ini, Purbaya menyebut bahwa pemerintah akan memperbaiki “mesin moneter dan fiskal”—termasuk menarik sebagian dana pemerintah yang tersimpan di BI agar bisa kembali mengalir ke sistem keuangan serta mempercepat realisasi belanja publik agar membantu memicu aktivitas ekonomi.
Editor: Agung

