32 Jam di Jalan, Rombongan Pulang Basamo Tetap Bersemangat

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana bersama rombongan pulang basamo ke Padang Sumatera Barat. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Padang – Matahari baru saja naik ketika belasan wajah penuh semangat berkumpul di Terminal Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Rabu pagi (10/9/2025). Hari itu bukan sekadar hari biasa bagi mereka. Ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang yang telah lama dinantikan: Pulang Basamo, kembali ke tanah kelahiran di Sumatera Barat, bersama rombongan yang menyatukan banyak cerita dan harapan.

Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB ketika bus Al Hijrah bernomor polisi K 7780 QC mulai bergerak perlahan meninggalkan ibu kota. Di dalamnya, rombongan dari tiga titik keberangkatan, Pondok Pinang, Kampung Rambutan, dan Poris Tangerang, telah duduk rapi, menatap ke depan dengan hati yang lapang. Di antara mereka, tak ada keluh. Hanya canda dan senyum yang mengisi kabin bus.

Hingga Kamis malam, perjalanan telah memakan waktu lebih dari 32 jam. Tapi siapa sangka, tak sedikit pun lelah terlihat di wajah-wajah itu. Yang tampak justru kegembiraan, rasa syukur, dan semangat yang terus menyala.

“Kami semua sangat mensyukuri dan menikmati kebersamaan selama di perjalanan. Apalagi Pulang Basamo dengan peserta sebanyak ini, baru pertama kali,” ujar Dr Aqua Dwipayana, inisiator perjalanan ini, ketika dihubungi Republika di sela perjalanan.

Meski medan jalan kerap tak bersahabat dan rute antarkota menuntut kesabaran, perjalanan kali ini tak ubahnya sebuah pengembaraan batin. Sepanjang jalan, tawa pecah, obrolan akrab menggema, dan lantunan lagu-lagu daerah menggugah kerinduan akan kampung halaman. Mereka saling bercerita tentang masa kecil, makanan favorit di kampung, hingga rencana mengunjungi sanak saudara dan destinasi wisata di Ranah Minang.

Yang muda, yang tua, semua larut dalam hangatnya silaturahim. Bahkan ketika malam turun dan lampu jalan mulai menggantikan sinar matahari, bus terus melaju dengan semangat yang tak kunjung padam. Setiap jeda singgah dimanfaatkan untuk meregangkan kaki, beribadah, dan tentu saja mempererat keakraban.

Menuju Bungus, Gerbang Ranah Minang

Jika tak ada aral melintang, bus rombongan dijadwalkan tiba di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, sekitar pukul 20.00 WIB malam ini. Bungus, yang berada di pesisir barat Sumatera Barat, menjadi pintu gerbang pertama bagi rombongan untuk menyapa kampung halaman.

Tak sedikit dari mereka yang sudah puluhan tahun tak menjejak tanah Minang. Maka, ketika perjalanan semakin mendekati akhir, haru pun mulai terasa. Beberapa peserta tampak menatap keluar jendela dengan mata berkaca. “Raso indak sabana ciek lai,” ujar salah satu peserta dengan logat Minang yang kental. “Rasanya sudah tidak sabar lagi.”

Di balik kelelahan yang tak terasa, perjalanan ini menjadi cermin akan kuatnya budaya silaturahmi dan cinta kampung halaman. Pulang Basamo bukan sekadar pulang. Ia adalah napak tilas nilai, keluarga, dan akar yang tak lekang oleh waktu.

Sementara itu, Dr Aqua mengungkapkan bahwa perjalanan ini tak hanya menjadi momentum pulang, tapi juga sarana untuk memperkuat persaudaraan. “Ini bukan perjalanan biasa. Ini adalah momen spiritual dan sosial. Kita belajar bersabar, berbagi, dan bersyukur bersama-sama,” ucapnya.

Sesampainya di Padang, rombongan akan melanjutkan perjalanan ke sejumlah titik di Sumbar. Dari objek wisata alam hingga kampung-kampung kecil yang menyimpan banyak cerita masa lalu.

Dan malam ini, ketika bus memasuki Bungus, cahaya lampu kota dan aroma laut akan menyambut mereka. Sebuah tanda bahwa perjalanan fisik telah mencapai akhir, tetapi perjalanan hati, kembali pada akar dan jati diri, baru saja dimulai.

Alhamdulillah.

Editor: Agung