
J5NEWSROOM.COM, Dilaporkan bahwa badan intelijen Mossad menolak melaksanakan serangan darat yang direncanakan untuk membunuh pimpinan Hamas di Qatar. Penolakan ini dipicu kekhawatiran bahwa operasi tersebut akan merusak negosiasi gencatan senjata serta hubungan diplomatik yang sensitif dengan Qatar sebagai mediator penting.
Sebagai gantinya, Israel memilih melakukan serangan udara. Namun, menurut laporan keamanan, serangan udara tersebut tidak berhasil mengenai para target pimpinan senior Hamas sebagaimana yang diharapkan. Beberapa pejabat Hamas mengklaim bahwa mereka selamat dari upaya pembunuhan itu.
Mossad sendiri dikabarkan sudah mensimulasikan operasi darat dalam beberapa minggu sebelumnya, tetapi dipimpin oleh David Barnea, badan tersebut memutuskan untuk menarik diri dari rencana tersebut. Alasan utama adalah takut bahwa dampak negatifnya akan jauh lebih besar daripada manfaatnya dalam situasi diplomatik saat ini.
Kegagalan serangan ini memicu kecaman dari Qatar dan menimbulkan ketegangan baru dalam politik internasional. Qatar mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan dan tindakan yang merusak proses perdamaian yang sudah berjalan.
Meski demikian, pihak Israel menyatakan bahwa pesan yang ingin disampaikan dari serangan tersebut adalah bahwa tak ada tempat yang dianggap aman oleh Hamas. Namun, kritik dan keraguan terhadap strategi ini semakin menguat seiring publik menyoroti apakah operasi militer semacam ini efektif jika tanpa dukungan intelijen yang matang dan taktik yang tepat.
Editor: Agung

