Pelajar di Magelang Mengaku Jadi Korban Salah Tangkap dan Disiksa Polisi

Aksi Kamisan Warga Magelang didepan Mapolda Jawa Tengah. (Foto: Republika)

J5NEWSROOM.COM, Magelang – Seorang pelajar di Magelang mengaku mengalami salah tangkap oleh aparat kepolisian saat demonstrasi yang berlangsung pada Agustus lalu. Pelajar tersebut mengaku dirinya diperlakukan secara kasar hingga mengalami penyiksaan fisik meskipun tidak terlibat dalam aksi. Kasus ini pun memicu perhatian publik karena menyangkut dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat.

Menurut keterangan yang disampaikan, pelajar tersebut ditangkap bersama sejumlah orang lainnya ketika situasi demonstrasi sedang memanas. Ia menuturkan bahwa dirinya dipukul, ditendang, hingga mendapat perlakuan yang tidak manusiawi saat berada di tangan aparat. Padahal, ia merasa tidak memiliki kaitan dengan kericuhan yang terjadi dalam unjuk rasa tersebut.

Pihak keluarga pelajar itu menyampaikan kekecewaan mendalam dan menuntut adanya keadilan atas peristiwa ini. Mereka menilai aparat seharusnya mampu bertindak profesional dalam mengamankan demonstrasi tanpa harus salah sasaran. Keluarga juga mendesak agar ada penanganan serius atas kasus ini, termasuk permintaan maaf dan kompensasi yang layak.

Kasus salah tangkap dan dugaan penyiksaan tersebut kini tengah disorot oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil. Mereka menegaskan bahwa tindakan aparat yang melanggar hukum tidak boleh dibiarkan. Selain itu, peristiwa ini dianggap mencoreng citra kepolisian yang seharusnya melindungi masyarakat, bukan justru menimbulkan rasa takut.

Dorongan agar dilakukan investigasi mendalam semakin kuat, terutama untuk memastikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Aparat diminta transparan dalam menindaklanjuti laporan ini, sekaligus menunjukkan komitmen terhadap penegakan hukum yang adil. Publik kini menunggu langkah kepolisian dalam merespons kasus salah tangkap yang menimpa seorang pelajar di Magelang tersebut.

Editor: Agung